Oleh: Soviyan Munawar
GARUT,FOKUSJabar.id: Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) saat ini mengalami gelombang kenaikan hampir di semua Kabupaten/Kota dan desa yang tersebar di pelosok nusantara. Tak terkecuali Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar).
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan angka kenaikan warga yang terpapar Covid-19. Di antaranya, menurunnya tingkat disiplin masyarakat terkait Protokol Kesehatan (Prokes) 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi).
Faktor mobilitas setelah Hari Raya Lebaran, munculnya varian baru Covid-19 (Alpha, Beta dan Delta) dan berkaitan dengan kapasitas kesehatan atau health system capacity. Di mana testing, tracing ini lemah dari awal hingga sekarang.
BACA JUGA: Waspada! Berikut 5 Masalah Kesehatan Mental yang Rentan Terjadi di Masa Remaja
Pemerintah sedang dan sudah berusaha menanganinya dengan paket kebijakan. Baik dibidang kesehatan maupun Ekonomi dan bantuan sosial.
Namun gelombang kedua pandemi Covid-19 ini sangat menguras energi dan anggaran untuk fasilitas kesehatan, program vaksinasi dan yang lainnya.
Intinya, vaksinasi merupakan hal yang wajib dilakukan untuk salah satu cara menekan penularan Covid-19. Tetapi, cenderung yang sudah divaksin lalai terhadap disiplin Prokes. Kendati vaksinasi tidak memberikan reaksi imunitas 100 persen, melainkan 60 persen seperti yang pernah diumumkan BPOM.
Situasi masyarakat saat ini, sebagian besar penuh ketakutan, khawatir bahkan bingung menghadapinya. Karena selain berdampak pada kesehatan juga sektor usaha bisnis ekonomi mereka. Terlebih, pendidikan anak-anak yang masih belum bisa dilakukan secara tatap muka.
Di sinilah diharapkan peran pemerintah, pemimpin pusat maapun daerah, pemuka agama, peniliti bidang kesehatan, para tenaga medis, para pendidik, para ekonom, aktivis sosial, TNI Polri, sampai pada Camat, kepala desa dan RT RW maupun DKM, bersama-sama bergerak ambil bagian untuk mencari solusi, saling menguatkan, bekerjasama, membangun kekompakan, harmonis serasi, menguatkan soliditas.
Dengan begitu, memiliki daya tahan, daya tangkal, saling bantu menolong dalam situasi dan kesulitan dampak dari virus Corona.
Secara fisik kita diharapkan menjaga jarak, namun secara spiritual dan sosial justru saat ini kita harus saling menguatkan dengan doa-doanya, kebaikan dan memberikan perhatian serta kasih sayang dimulai keluarga, tetangga dan saudara agar muncul rasa tenang, kebahagiaan untuk menguatkan sistem imun kita semua.
Ini bukan semata-mata penyakit, namun sebuah ujian dan peringatan Allah SWT bagi kita semua agar lebih dekat dan memohon pertolongan-Nya.
Langkah ikhtiar dilakukan dengan preventif, pengobatan yang dibarengi dengan spritualitas, memohon ampunan, memohon kekuatan, kesabaran dan perlindungan untuk kembali pulih dan sehat.
(Penulis adalah Dosen Universitas Garut)