Kamis 12 Desember 2024

Petisi Desak Jaksa Pinangki Dihukum Berat Diteken Lebih Dari 15 Ribu Orang

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sebanyak 15.725 orang menandatangani sebuah petisi yang meminta jaksa Pinangki Sirna Malasari dihukum berat.

Sebelumnya, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memotong hukuman jaksa Pinangki dari semula 10 tahun menjadi 4 tahun penjara terkait kasus penerimaan suap dari Djoko Tjandra.

Petisi online itu muncul di change.org dengan judul ‘Hukuman Pinangki Dipotong 6 tahun’. Petisi itu diprakasai oleh Indonesia Corruption Watch (ICW), yang hingga pukul 10.40 WIB, Jumat (18/6/2021), petisi ini telah ditandatangani sebanyak 15.725 orang.

Petisi online itu meminta Kejaksaan Agung untuk segera mengajukan kasasi atas vonis majelis tingkat banding yang menurunkan hukuman Pinangki. Hal itu untuk membuka kesempatan agar Jaksa Pinangki dihukum lebih berat.

BACA JUGA: Habib Rizieq: Saya Belum Pantas Disebut sebagai Imam Besar

Berikut bunyi petisi online tersebut:

Teman-teman, pasti kalian masih ingat dengan Jaksa Pinangki, dong? Beberapa bulan yang lalu, ia divonis hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp 600 juta, karena terbukti melakukan tiga kejahatan sekaligus: menerima suap, permufakatan jahat, dan mencuci uang.

Tapi, beberapa hari yang lalu, hakim malah mengabulkan ajuan banding Pinangki–dan memotong hukumannya 6 tahun! Katanya sih, karena punya anak balita. Alasan yang gak masuk akal sama sekali.

Kami benar-benar merasa ini adalah keputusan yang keterlaluan dan kelewatan. Pinangki, seorang penegak hukum yang terbukti melanggar hukum, harusnya dihukum lebih berat, minimal 20 tahun… atau bahkan seumur hidup!

Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta ini sekaligus memperlihatkan secara jelas bahwa lembaga kekuasaan kehakiman kita gak berpihak sama sekali sama upaya memberantas korupsi.

Gimana enggak, selama tahun 2020, koruptor cuma dihukum rata-rata 3 tahun! Ada kali, orang yang kejahatannya lebih ringan, tapi dihukum lebih lama.

Oleh karena itu, ICW mau ajak teman-teman untuk bersuara lebih keras lagi. Kejaksaan Agung harus segera mengajukan kasasi untuk membuka kesempatan Pinangki dihukum lebih berat. Ketua Mahkamah Agung juga harus selektif dan mengawasi proses kasasi tersebut.

Kami yakin, kalau gak ada pengawasan, bukan gak mungkin hukuman Pinangki dikurangi kembali, dia bahkan bisa dibebaskan!

Kalau gini terus, kapan Indonesia bisa bebas dari korupsi? Koruptor dihukum cuma sebentar, dan lembaga pemberantas korupsinya digerogoti dari dalam.

Terus suarakan dan minta #HukumBeratJaksaPinangki di medsos ya, teman-teman!

Sebagaimana diketahui,Pinangki menjadi makelar kasus alias markus agar terpidana korupsi Djoko Tjandra bisa lolos dari hukuman penjara dengan mengajukan PK. Saat itu, Djoko statusnya buron. Tapi usaha Pinangki terbongkar dan dia harus mempertanggungjawabkannya.

Di PN Jakpus, jaksa Pinangki dihukum 10 tahun penjara. Tapi di banding disunat menjadi 4 tahun penjara.

“Bahwa Terdakwa adalah seorang ibu dari anaknya yang masih balita (berusia 4 tahun) layak diberi kesempatan untuk mengasuh dan memberi kasih sayang kepada anaknya dalam masa pertumbuhannya. Bahwa Terdakwa sebagai wanita harus mendapat perhatian, perlindungan, dan diperlakukan secara adil,” kata ketua majelis Muhammad Yusuf dengan anggota Haryono, Singgih Budi Prakoso, Lafat Akbar, dan Reny Halida Ilham Malik.

 

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img