BANDUNG,FOKUSJabar.id: Warga kaki Gunung Pangajar mendatangi lokasi penambangan Gunung Pangajar Tasikmalaya. Mereka menuntut agar kegiatan dihentikan.
Sebelumnya, warga pun menutup akses jalan menuju lokasi penambangan.
Ketua Forum Gunung Pangajar Hendra Bima mengatakan, warga bersama pemuda karang taruna dan aktivis Forum Gunung Pangajar sempat berorasi dan menggelar aksi solidaritas menyampaikan tuntutan.
“Ini aksi solidaritas atas tindakan kekerasan dari pihak penambang yang menggunakan tangan oknum Ormas. Massa mengecam segala bentuk kekerasan dan menuntut aparat hukum segera menangkap para pelaku penganiayaan Ajengan Iman Darusman,” kata Hendra, Sabtu (5/6/2021).
Tidak hanya itu, warga pun meminta agar BBW Citanduy menerbitkan dokumen secara prosedural, legal dan menunggu hasil keputusan Ombudsman RI Perwakila Jabar terkait tuntutan warga.
BACA JUGA: Gunung Raung Erupsi 32 Kali, Pendakian Ditutup
“Kasus ini ditangani Ombusman dan kami sedang menempuh proses hukum resmi. Tolong dengar aspirasi warga, jangan selalu dengan kekerasan terus,” kata dia.
Lebih lanjut Hendra meminta agar pengusaha pertambangan memperhatikan penetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan tidak melakukan penyerobotan lahan, apalagi statusnya masih berlangsung di Ombudsman.
“Ada 351 desa sesuai peta RTRW yang terdampak . Soal batas wilayah harus sesuai penetapan pemerintah, jangan asal ambil, ini namanya melecehkan warga,” kata dia.
Terkait keberadaan sekretariat Forum Gunung Pangajar, dia mengatakan bahwa itu untuk advokasi bagi warga terdampak serta membantu mengembalikan hak eks pekerja proyek penambangan PT Wiriacakra.
“Hutang perusahaan kepada eks karyawan belum selesai,” kata dia.
Sebelumnya, seorang ustadz dikeroyok sekelompok orang yang diduga oknum Ormas.
Pengeroyokan diduga terjadi karena korban bernama Iman Darusman ikut aktif bersama warga menolak penambangan Gunung Pangajar Tasikmalaya. Insiden itu terjadi pada Selasa (1/6).
(**)