Namun, kabar itu dibantah pakar transfer ternama asal Italia, Fabrizio Romano. Dia menyebut jika pemecatan Mourinho tidak ada hubungannya dengan wacana Liga Super Eropa tapi murni karena hasil yang diraih Tottenham musim ini.
“Pemecatan Jose Mourinho tidak berkaitan dengan Liga Super, dan dia tidak pernah menolak untuk mengikuti pelatihan hari ini. Dia dipecat karena hasil, tidak ada yang lain,” tulis Fabrizio Romano di akun Twitter pribadinya seperti dikutip kompas.com.
Jose Moorinho sendiri menunjukkan gestur tidak senang usai dirinya dipecat manajemen Tottenham Hotspurs. Hal itu terliht dalam video yang diunggah Mourinho di instagram pribadinya seperti dikutip suara.com.
Dalam video tersebut, Mourinho nampak dihampiri reporter Sky Sports yang juga teman baiknya, Gary Cotterill, saat mengemasi barang-barangnya di dekat Tottenham Hotspur Stadium. Gary yang hendak bertanya terkait pemecatan tersebut, justru terkena semprot Mourinho.
“Mereka tidak memberi saya privasi. Bahkan temanku Gary, dia menggangguku. Ini hidupku,” kata Mourinho.
Sementara dalam video yang diunggah di Instagram Sky Sports, terdengar jelas bagaiman percakapan antara Gary dan Mourinho.
“Jose, apa yang mau Anda sampaikan?” kata Gary.
“Foto yang bagus (merujuk pada foto dirinya berpelukan dengan mantan anak asuhnya di Real Madrid, Luka Modric). Tidak, tidak ada, terima kasih,” jawab Mourinho.
“Anda mampu membawa Spurs tampil apik di awal musim, kini berada dalam persaingan empat besar dan melaju sampai final Piala Liga Inggris. Apakah Anda juga mempertahankan gagasan soal keputusan klub (menolak European Super League), ini tidak adil?” Gary bertanya lagi.
“Kamu tahu aku seperti apa. Saya tidak akan berkata apa-apa,” jawab Mourinho.
“Apakah Anda mau istirahat dulu atau liburan? Untuk mengisi tenaga dan rehat sejenak dari sepak bola?” lanjut Gary.
“Saya tidak butuh istirahat, saya selalu ada di sepak bola,” Mourinho menegaskan.
Pemecatan Jose Morinho sebagai arsitek Tottenham Hotspur pun mencapat kritikan dari mantan striker Timnas Inggris dan legenda Manchester United yang kini menjabat sebagai pelatih Derby County, Wayne Rooney. Pasalnya, pemecatan dilakukan menjelang laga final English Football League atau Piala Liga Inggris dimana Tottenham Hotspur akan menghadapi Manchester City di stadion Wembley, Minggu (25/4/2021) malam WIB.
Rooney menilai, Tottenham telah melakukan kesalahan fatal. Alasannya, keputusan itu secara tidak langsung akan memengaruhi mental bertanding penggawa Tottenham di partai final nanti.
“Saya pikir itu keputusan gila memecat Mourinho sebelum final Piala Liga Inggris. Keputusan itu sangat aneh, seharusnya menunggu sampai final Piala Liga Inggris jika memang ingin memecat Mourinho,” kata Rooney dikutip kompas.com dari situs ESPN.
“Mourinho adalah pelatih yang suka dengan trofi juara. Itu sangat terlihat dari rekam jejaknya. Para petinggi Tottenham seharusnya menunggu. Jika diminta memilih pelatih yang sanggup membentuk tim untuk bermain melawan Man City di final, saya akan memilih Mourinho. Tottenham belum mengalami musim terbaik bersama Mourinho. Jadi dari sudut pandang itu, keputusan memecat Mourinho adalah sesuatu yang gila dan sangat berisiko,” Rooney menjelaskan.
Sepeninggal Mourinho, tugas melatih Harry Kane, Son Heung-min dan kolega diserahkan kepada Ryan Mason. Pelatih berusia 29 tahun, yang merupakan mantan pemain Tottenham medio 2008-2016.
“Ryan Mason akan mengambil alih pelatihan tim utama hari ini dan pembaruan lebih lanjut akan menyusul,” tulis pernyataan Tottenham.
Sebagai pelatih sementara menggantikan Jose Mourinho, Ryan Mason bukan sosok asing bagi The Lilywhites dan pendukungnya. Ryan Mason menjalani debut bersama klub asal London Utara di Liga Premier Inggris pada September 2014 saat menghadapi Arsenal. Dia pindah ke Hull City di awal musim 2016 karena ketatnya persaingan posisi utama di lini tengah Tottenham Hotspur.
Ryan Mason sendiri memutuskan pensiun dini usai mengalami cedera parah akibat insiden benturan keras di kepala dengan bek Chelsea, Gary Cahill di ajang Liga Premier Inggris pada Januari 2017. Ryan Mason pun masuk menjadi salah satu staf kepelatihan di akademi klub dan mengawasi perkembangan skuad UEFA Youth League sejak 2018, sebelum mendapat mandat menjadi pelatih interim tim utama Tottenham Hotspur, Senin (19/4/2021).
Ryan Mason pun bisa memecahkan rekor sebagai pelatih termuda di ajang Liga Premier Inggris saat Tottenham Hotspur menjamu Southampton, Kamis (22/4/2021) dini hari WIB nanti.
Terlepas dari Ryan Mason sebagai pelatih sementara, beberapa kandidat pun mulai bermunculan. Pelatih RB Leipzig Julian Nagelsmann menjadi kandidat favorit menggantikan posisi pelatih asal Portugal tersebut.
Namun untuk bisa menggunakan jasa Nagelsmann, Tottenham harus bersaing dengan Bayern Munchen yang akan kehilangan Hansi Flick dan juga menyatakan keinginannya memboyong pelatih RB Leipzig itu. Meski demikian, Tottenham Hotspur punye satu keuntungan karena pelatih berusia 33 tahun itu disebut-sebut tertarik berkiprah di Inggris.
Kandidat lain yang muncul adalah Brendan Rodgers, yang kini melatih Leicester City. Lalu mantan pelatih Juventus Massimiliano Allegri, Manajer Glasgow Rangers yang juga legenda Liverpool, Steven Gerrard dan mantan bintang Tottenham, Scott Parker, yang saat ini menjadi pelatih Fulham.
Diluar nama-nama kandidat tersebut, muncul nama Maurizio Sarri yang saat ini ‘diliburkan’ dan masih terikat kontrak dengan Juventus sampai Juni 2022. Namun Juventus bisa saja membayarkan kontrak tersebut setahun lebih awal dengan biaya 2,5 juta euro pada akhir April 2021.
BACA JUGA: Resep Kolak Pisang Tanpa Santan, Mudah dan Enak!
Dikutip republika.co.id dari Football-Italia, Selasa (20/4/2021), perwakilan Tottenham telah menghubungi agen Sarri, Fali Ramadani, untuk membawa mantan pelatih Chelsea tersebut ke Tottenham Hotspur Stadium.
Sarri sendiri disebut-sebut ingin kembali ke kursi pelatih usai setahun meliburkan diri. Ia dipecat tak lama setelah Juventus dikalahkan Lyon pada Asutus 2020 sehingga tersingkir dari Liga Champions.
Sarri pun gagal memberikan trofi Coppa Italia setelah Juventus kalah adu penalti atas Napoli. Meski demikian, Juventus berhasil memenangkan Serie A Italia pada musim tersebut.
Tak hanya Tottenham, beberapa klub Serie A pun dikaitkan dengan pelatih asal Italia tersebut. Salah satunya AS Roma, yang dinilai sebagai tujuan favorit Sarri meski yang bersangkutan belum mengeluarkan keputusan resmi sampai saat ini.
Satu nama lain yang dikaitkan sebagai suksesor Jose Mourinho di Tottenham Hotspur yakni Juergen Klinsmann. Bahkan legenda timnas Jerman ini sudah memiliki rancangan awal tim jika dia didapuk sebagai pelatih The Lilywhites.
Klinsmann menilai klub London Utara itu butuh seorang gelandang yang bisa menjadi membuat perbedaan. Mantan pelatih tim nasional Jerman ini pun menyebut nama Paul Pogba sebagai tipe gelandang yang harus dimiliki Tottenham.
“Spurs tidak memiliki pemain seperti dia (Pogba). Spurs tidak memiliki pemain di tengah yang benar-benar mengontrol permainan,” kata juru taktik 56 tahun itu seperti dikutip dari Express, Selasa (20/4/2021).
Selain itu, Klinsmann berpendapat rival sekota Arsenal itu tak memiliki pemain dengan jiwa kepemipinan. Statistik menunjukkan Tottenham sering kehilangan poin penuh, saat sebelumnya dalam keadaan unggul terlebih dahulu.
“Anda membutuhkan pemimpin, anda harus mengendalikan, memastikan kita sudah berusaha keras mendapatkannya (unggul), mencetak gol pertama, sekarang jangan sampai kita mengalami kekalahan,” kata tokoh berkebangsaan Jerman itu.
Klinsmann sendiri bukan orang baru bagi Tottenham. Saat masih aktif bermain, dia pernah membela The Lilywhites.
Terakhir, mantan penyerang Der Panzer bertugas menangani Herta BSC. Kini, Klinsmann dalam posisi lessjob alias nganggur dan tidak terikat dengan klub mana pun.
(Ageng)