GARUT,FOKUSJabar.id: Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) gelar sosialisasi perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Tahun Anggaran 2021 bertempat di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar), Senin (15/3/2021).
Sosialisasi tersebut dihadiri para pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang tersebar di beberapa desa di Kabupaten Garut.
Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Disperkim Provinsi Jawa Barat, Eko Darmayanto mengatakan, Kabupaten Garut termasuk ke dalam 10 besar penerima bantuan Rumah Tidak Layak Huni 2021.
BACA JUGA: 3 Hari Dilanda Kebakaran, Disdamkar Garut Sigap
“Untuk keseluruhan dari Jabar, Kabupaten Garut termasuk 10 besar penerima bantuan Rumah Tidak Layak Huni 2021,” katanya.
“Ini bisa membantu untuk mengurangi jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Garut,” kata Eko menambahkan.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, anggaran program Rumah Tidak Layak Huni sebesar Rp17,5 juta per unit dari Bantuan Gubernur (Bangub).
Menurut Dia, dana tersebut akan ditransfer secara langsung ke rekening penerima bantuan dan tidak boleh digunakan selain untuk pembangunan rumah.
“Progam Rumah Tidak Layak Huni ini sebesar Rp17,5 juta bantuan dari Pak Gubernur. Uangnya ditransfer ke rekening masing-masing penerima,” kata Bupati Garut.
Rudy mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar memberikan bantuan Rumah Tidak Layak Huni sebanyak 1.480 unit yang tersebar di 99 Desa.
“Program Rutilahu sangat membantu ditengah kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19. Terima kasih Pak Gubernur telah memberikan bantuan bagi 1.480 Kepala Keluarga (KK) yang ada di 99 Desa,” kata Rudy Gunawan.
Kepala Disperkim Garut, Eded Komara Nugraha mengaku bahwa di wilayahnya sekitar 32 ribu Rumah Tidak Layak Huni belum tertangani.
“Sampai saat ini, kondisi Rutilahu di Kabupaten Garut masih banyak. Ya, ada sekitar 32 ribu unit yang belum tertangani,” ungkap Eded.
Eded mengatakan, tahun 2021 Kabupaten Garut dapat melewati target perbaikan per tahun, yaitu sekitar 3.200 lokasi yang akan tertangani, karena pihaknya telah mengajukan 750 rumah. Saat ini masih menunggu alokasi dari pusat untuk 2.440 rumah.
“Tahun ini sesuai dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dibebani target sekitar 3.000 rumah per tahun. Alhamdulillah, tahun ini akan dibangun sekitar 2.440. Kita masih menunggu alokasi dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS),” kata Eded.
“Kita sudah ajukan 750, tapi sampai saat ini SK-nya belum turun. Insya Allah tidak lama lagi. Jadi 3.200 lokasi (750 tambahan dari pusat dan2.440) tertangani. Jadi kita sudah lewat dari target,” imbuhnya.
Eded berharap, bantuan Rutilahu dapat membantu masyarakat merenovasinya hingga layak huni dengan bantuan gotong royong dari masyarakat.
“Program ini akan berjalan dengan batuan gotong royong masyarakat,” kata Eded.
Salah satu peserta sosialiasi yang juga menjabat sebagai Ketua LPM Kecamatan Cibatu, Apipudin mengatakan, 2021 merupakan tahun pertama desanya mendapatkan bantuan program Rumah Tidak Layak Huni.
Pihaknya mendapat kuota untuk 15 unit rumah dan berharap program Rutilahu terus berkelanjutan.
“Tahun ini, Desa Kami mendapatkan kuota 15 unit. Alhamdulillah, itu semua berkat kerja sama antara masyarakat dan Pemerintahan Desa Karyamukti,” katanya.
(Andian/Bambang)