BANJAR,FOKUSJabar.id: Vaksinasi Covid-19 menjadi harapan terbaik bagi masyarakat Indonesia dalam menekan penyebaran virus corona. Namun, program tersebut tidak menjamin penerima vaksin terhindar dari paparan virus Sars-CoV-2.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, dr. Andi Bastian mengatakan, seseorang yang telah mendapatkan cairan pemantik imunitas tubuh atau vaksin Covid-19 masih memungkinkan terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, vaksin tersebut bisa melindungi tubuh dengan menciptakan respons antibodi tanpa harus sakit karena virus corona.
Vaksin pun mampu mencegah seseorang terkena virus corona. Atau, apabila tertular, vaksin dapat mencegah tubuh dari sakit parah atau potensi hadirnya komplikasi serius.
“Semua juga kalau terpapar resikonya ada, namun bagi orang yang telah divaksin ketika terpapar dia bisa mengurangi dari penyakit berat dan juga mengurangi resiko kematian,” kata dr. Andi saat ditemui usai kedatangan vaksin tambahan tahap kedua di halaman Dinas Kesehatan Kota Banjar, Selasa (9/3/2021).
Dengan melaksanakan vaksinasi, lanjut dia, akan membantu melindungi orang-orang di sekitar dari virus corona. Terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat Covid-19.
BACA JUGA: Untuk CPNS 2021, Kota Bandung Ajukan 4.380 Formasi
Dalam pelaksanaan vaksinasi, kata dr. Andi, setiap penerima melewati beberapa tahapan sebelum dilakukan penyuntikan vaksin. Salah satunya tahapan screaning untuk mengetahui apakah layak atau tidak untuk di suntik vaksin.
“Jelas ada pemeriksaan terlebih dahulu, kami menggunakan sistem 4 meja dan di meja ke dua dilakukan screaning atau yang memiliki wewenang untuk mengizinkan calon penerima divaksin atau tidak,” kata dia.
Pada tahapan pemeriksaan screaning tersebut, calon penerima yang memiliki ciri-ciri atau kategori terpapar virus corona akan dilakukan pemeriksaan Swab PCR atau Rapid Antigen. Hal itu untuk memastikan dan meminimalisir penyebaran.
“Jika ada yang bergejala, ya di meja kedua itu akan mengambil tindakan untuk menjalankan PCR atau antigen,” dia menambahkan.
Meski begitu, Andi mengaku jika stok ketersediaan alat yang dimiliki Pemerintahan Kota (Pemkot) Banjar untuk mengukur akurasi terpaparnya virus Covid-19 tersisa sedikit.
“Jumlah alat Rapid Antigen, Pemkot Banjar tidak menyediakan, dan untuk alat PCR saat ini sudah menipis sehingga kami berharap pelaksanaan vaksin bisa segera teratasi dengan lancar,” kata dia.
Saat ini, Pemkot Banjar melalui Dinas Kesehatan menerima pasokan vaksin Covid-19 sebanyak 3.280 dosis sebagai tambahan vaksinasi tahap ke dua dengan prioritas bagi pelayan publik.
(Budiana Martin/Ageng)