Rabu 11 Desember 2024

Bisnis Burung Murai Batu Menjanjikan, Ini 9 Cara Budidayanya

GARUT,FOKUSJabar.id: Murai Batu atau Kucica Hutan (Copsychus malabaricus) termasuk ke dalam family Muscicapidae atau burung cacing tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia dan sebagian pulau Jawa.

Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Murai Alis Putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.

Di habitat aslinya Murai Batu cenderung memilih hutan alam yang rapat atau hutan sekunder.  Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses).

BACA JUGA: 10 Cara Mudah Bedakan Jantan dan Betina Burung Wambie

Murai Batu memiliki suara kicauan yang bagus sehingga mendapat penghargaan terbaik atas nyanyiannya yang sangat indah pada tahun 1947 (The Best Song Birds – Delacour, 1947). Tak heran jika burung ini banyak digemari para pecinta burung.

murai batu fokusjabar.id
Burung Murai Batu

Murai Batu memiliki bulu hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau.

Kucica Hutan jantan dan betina memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Perbedaan yang sangat jelas bisa dilihat secara fisik.

Untuk jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih besar serta suaranya jauh lebih keras dan bervariasi.

Apakah Anda penggemar burung yang memiliki melodi yang indah dan variatif? Simak penjelasan peternak Murai Batu asal Jalan Merdeka, Gang Sukaasik, RW04, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar), Rudi Gunawan.

Berikut penjelasan cara ternak Murai Batu dengan keuntungan besar:

  1. Menentukan Lokasi Kandang

Pertama, yang harus kamu lakukan adalah menentukan lokasi kandang untuk memudahkan peternak dalam pemberian pakan, minum, pengelolaan kotoran dan perkawinan.

Penempatan kandang penangkaran sangat berkaitan erat dengan keberhasilan penangkaran. Kandang yang salah akan menyebabkan Murai Batu tidak mau bertelur.

Umumnya lokasi penangkaran murai batu berada di luar rumah, seperti di samping rumah ataupun perkarangan rumah. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah tempat yang dijadikan kandang suasananya cukup tenang dan jarang ada gangguan yang berarti.

  1. Menetukan Ukuran Kandang

Ukuran kandang perlu diperhatikan karena akan berdampak pada kesehatan dan produktivitas. Ukuran kandang yang terlalu besar dapat menyebabkan terlalu banyak terbang sehingga energinya banyak dipakai untuk bergerak daripada untuk berproduksi.

Jika kandang terlalu kecil dapat menyebabkan stress sehingga dapat menggangu reporoduksi.

  • Kandang ukuran kecil: 60 cm x 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x tinggi)
  • Kandang ukuran sedang: 100 cm x 200 cm x 200 cm (panjang x lebar x tinggi)
  • Kandang ukuran besar: 200 cm x 200 cm x 300 cm (panjang x lebar x tinggi)
  1. Peralatan Pendukung Kandang

Perlengkapan kandang mempunyai peran untuk mendukung pemeliharaan burung di penangkaran. Kandang penangkaran harus dilengkapi sarang pendukung lainnya (tenggeran, bahan sarang dan sarang).

murai batu fokusjabar.id
Kandang Burung Murai Batu (Foto Bambang)

Perlengkapan kandang lainnya yang harus dipersiapkan adalah tempat pakan dan tempat minum.

Untuk tempat bersarang, dapat menggunakan barang bekas seperti baskom plastik yang kecil, kuali bekas, anyaman bambu dan tempat nasi.

Sebaiknya gunakanlah anyaman bambu, karena dapat memberikan rasa sejuk sehingga membuat nyaman bertelur dan mengeram.

Untuk tengeran, letakkan di dalam kandang dengan posisi yang tepat sehingga tidak mengganggu keleluasaan burung beraktivitas. Perlu diperhatikan, tenggeran yang digunakan untuk perkawinan sebaiknya tidak sembarangan.

Jenis, ukuran dan penempatannya harus diperhitungkan. Lebih baik menggunakan tenggeran dengan bahan kayu yang berdiameter 0,15 – 0,2 cm.

Untuk tempat pakan dan air minum, sebaiknya kebersihannya selalu dijaga dan tidak tercemar bahan kimia sebelum digunakan. Letaknya sebisa mungkin mudah dilihat oleh burung dan saling berdekatan. Lebih baik lagi ditambah wadah untuk tempat mandinya.

  1. Cara Menjaga Kebersihan Kandang

Menjaga kebersihan kandang merupakan faktor terpenting untuk keberhasilan dalam budidaya. Dengan tingkat kebersihan yang terjaga, munculnya bibit penyakit dan hama tentu bisa diminimalisir serta burung akan merasa lebih nyaman.

Bersihkan tempat pakan dan minum setiap hari.

Setiap pagi, pakan dan air minum harus selalu diganti dengan yang baru. Sisa air minum atau pakan yang belum habis harus dibuang.

Setiap hari, tempat penampungan kotoran burung harus dibersihkan dan kotorannya dibuang ke tempat khusus. Setiap satu minggu sekali, paling tidak sangkar dibersihkan secara keseluruhan.

Setelah kotoran dibuang, sangkar bisa dicuci lalu disterilkan dengan disinfektan dan obat antikuman serta dikeringkan di bawah sinar matahari.

Tempat tenggeran burung murai batu juga harus dibersihkan minimal empat hari sekali.

  1. Cara Pemberian Pakan

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam beternak karena membutuhkan nutrisi yang cukup untuk menunjang aktivitas dan produktivitasnya.

Agar nutrisi terpenuhi, Murai Batu perlu diberikan pakan yang segar dan bervariasi. Pemberian vitamin juga perlu.

Pakan bisa berupa pakan alami, buatan atau pakan campuran (buatan dan pakan alami). Pemberian pakan ekstra juga diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

murai batu fokusjabar.id
Anak Burung 

Biasanya pakan ekstra yang diberikan berupa jangkrik, cacing, ulat hongkong, orong-orong ataupun belalang.

Dalam satu hari rata-rata burung akan membutuhkan air minum sebanyak 4 – 5 kali jumlah pakannya. Air sangat dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Termasuk mengatur suhu tubuh, mempertahankan keseimbangan volume dalam darah dan melancarkan dalam proses pencernaan.

Selain itu, air minum yang diberikan sebaiknya air matang supaya lebih steril dan meminimalisir parasit yang bisa mengganggu kesehatan burung murai batu.

Pakan Alami

Murai Batu termasuk jenis burung karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, pemakan serangga (semut rangrang dan ulat).

Meski sedikit mahal di pasaran, koroto tetap menjadi pilihan yang terbaik untuk pakan burung. Disamping gizinya yang sangat tinggi, telur semut rangrang ini memang menjadi makanan favorit bagi penggemar burung berkicau.

Voer Khusus Burung

Voer khusus burung biasa di pakai sebagai pakan untuk burung kicau. Ada banyak macam jenis yang ada di pasaran ini. Penggunaan voer sebagai pakan burung memang jauh lebih praktis dan harganya juga murah.

  1. Cara Perkembangbiakan Murai Batu Secara Poligami

Perkembangbiakan murai batu secara poligami bertujuan untuk menghemat indukan jantan. Yang lebih hebatnya lagi, dalam satu kandang dapat diisi 1 ekor pejantan dan 7 ekor betina.

Beberapa pertimbangan dalam menerapkan perkembangbiakan secara poligami :

  • Dapat menghemat indukan jantan, khususnya untuk indukan jantan yang benar-benar berkualitas.
  • Dapat meningkatkan kuantitas produksi atau anakan murai batu.
  • Dapat menghemat biaya kandang yang digunakan.
  • Memudahkan perawatan dan pengontrolan.

Syarat Sebelum Perkembangbiakan Poligami:

Memasukkan calon induk betina ke dalam kandang harus berumur kurang lebih 1 tahun atau sudah siap dikawinkan. Kemudian masukan 2 ekor betina dan biarkan selama 2 minggu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Setelah itu, masukan pejantan bersama kandangnya ke dalam kandang betina. Ini bertujuan mencegah penyerangan jantan terhadap 2 ekor betina. Jadi harus beradaptasi dulu selama kurang lebih 1 minggu.

Tunggu sampai burung betina birahi. Biasanya burung betina akan bersiul-siul dan mendekati sangkar jantan. Ketika burung jantan dan betina sudah saling berdekatan, maka ini lah saat yang tepat untuk melepas si jantan dari sangkarnya.

  1. Cara Merawat Anakkan Murai Batu

Anak burung yang berusia 7 – 14 hari bisa deberi pakan dengan campuran voer dan kroto yang sudah diencerkan. Pemberian pakan bisa dilakukan 1 jam sekali.

Setelah berusia 15 hari, biasanya mereka sudah bisa makan kroto sendiri. Akan tetapi tetap selalu diperhatikan agar dapat tumbuh sehat.

  1. Cara Memandikan

Murai Batu juga harus sering dimandikan agar kesehatan dan kebugaran tubuhnya dapat terjaga. Selain itu, memandikan juga mempercepat proses pergantian bulu-bulunya dan akan merangsang tumbuhnya bulu-bulu baru.

Cara Memandikan:

Memasukan tempat mandi ke dalam sangkarnya atau dengan cara memindahkan burung ke sangkar lain yang berukuran lebih besar dan di dalamnya sudah disediakan semacam bak mandi.

Ukuran bak mandi yang ideal untuk murai batu adalah panjang 17 cm, lebar 10 cm dan kedalaman 6 cm.

Menyemprotkan air dengan memakai sprayer yang semprotannya bisa diatur. Cara penyemprotan tidak boleh langsung mengenai tubuh burung karena bisa merusak bulu.

Jadi sebaiknya menyemprotkan air ke atas bagian sangkar, sehingga air sedikit demi sedikit membasahi tubuh burung.

Waktu yang paling ideal untuk memandikan burung adalah di pagi hari antara pukul 07.00 – 10.00. Karena sangat baik untuk kesehatan burung.

  1. Cara Menjemur

Waktu untuk menjemur adalah antara pukul 07.00 – 10.00 ketika sinar matahari belum begitu panas dan menyengat. Untuk durasi penjemuran biasanya antara 20 menit – 60 menit.

Namun bisa juga lebih lama daripada itu. Sebenernya tergantung pada kondisi cuaca, kondisi burung, dan tujuan yang ingin dicapai.

Penjemuran juga tidak boleh terlalu lama dalam suhu yang terlalu panas. Karena dapat mengakibatkan kematian.

Menurut Rudi Gunawan, memelihara burung kini telah menjadi hobi sebagian masyarakat. Akan tetapi jarang sekali yang memanfaatkannya menjadi ladang uang.

Anakan murai batu umur 2-3 bulan dibandrol Rp2-5 juta. Tergantung pada kualitas indukan.

Sementara Murai Batu yang berprestasi dan sering memenangkan perlombaan dapat dihargai hingga ratusan juta rupiah.

(Bambang Fouristian)

Berita Terbaru

spot_img