spot_img
Kamis 25 April 2024
spot_img
More

    Pasar Modal di Jabar Tumbuh Positif Meski Ditengah Pandemi

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Meski ditengah kondisi pandemi Covid-19, trend pasar modal di Jawa Barat menunjukkan hal yang positif. Jumlah investor mengalami peningkatan cukup siginifikan.

    Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (KP-BEI) Jawa Barat Reza Sadat Shahmeini mengatakan, pada tahun 2019, jumlah total Single Investor Identification (SID) pasar modal di Jawa Barat mencapai 457.477 investor. Mengalami kenaikan sebanyak 277.210 investor atau 60,60 persen menjadi 743.687 SID di tahun 2020.

    “Bahkan di bulan Januari 2021, sudah ada kenaikan sebanyak 65.959 investor atau naik 8.98 persen menjadi 800.643 SID. Ini trend positif meski ditengah pandemi Covid-19 dan kita berharap bisa terus berlanjut di tahun 2021,” kata Reza saat memberikan keterangan pada kegiatan Sekolah Pasar Modal secara virtual melalui aplikasi Microsoft Teams, Jumat (26/2/2021).

    BACA JUGA: Vaksin Tahap dua, 36 Lansia di Bandung Jalani Vaksinasi Covid-19

    fokusjabar.id pasar modal bei
    Kegiatan sekolah pasar modal yang digelar KP-BEI Jabar secara virtual, Jumat (26/2/2021). (FOTO: Istimewa)

    Dari sejumlah produk keuangan yang diperdagangkan di pasar modal, saham masih mendominasi. Pada tahun 2019, sekitar 38,7 persen dari total SID pasar modal merupakan investor saham yakni 177.105 investor.

    Begitu pula di tahun 2020, sebanyak 278.679 SID merupakan investor saham atau sekitar 37,4 persen. Hingga bulan Januari 2021, investor saham yang tercatat di Jabar mencapai 317.345 SID atau sekitar 39.6 persen.

    “Dari tahun 2019 sampai tahun 2020 kemarin, pertumbuhan jumlah investor saham di Jabar mencapai 101.574 investor dengan rata-rata penambahan SID sebanyak 8.464,50 atau sekitar 57,35 persen. Dan di bulan Januari 2021, total penambahan SID baru mencapai 38.666 investor atau tumbuh 13,87 persen,” Reza menuturkan.

    Dari total pertumbuhan investor saham di Jabar tersebut, didominasi dari kalangan usia 18-25 tahun atau generasi millenial. Yakni 82.675 investor saham di tahun 2020 dan bertambah menjadi 120.298 investor saham di bulan Januari 2021.

    “Dari sisi nilai transaksi pun mengalami peningkatan sejak tahun 2018. Mulai dari Rp62 trilyun di tahun 2018, naik menjadi Rp93 trilyun di tahun 2019, dan melonjak tajam di tahun 2020 menjadi Rp251 trilyun. Bahkan nilai transaksi di bulan Januari 2021 sudah menyamai tahun 2018 yakni Rp62 trilyun,” kata dia.

    Sejumlah trend positif yang dibukukan meski tengah pandemi Covid-19 tersebut, lanjut dia, tidak terlepas dari berbagai upaya BEI meningkatan literasi pasar modal. Salah satunya mendirikan berbagai galeri investasi BEI di kampus-kampus serta memotivasi setiap galeri investasi tersebut untuk mencetak investor baru yang aktif di lantai bursa.

    “Kalau melihat dari sisi kota asal investor pasar modal di Jabar dalam setahun terakhir hingga Januari 2021, pertumbuhan terbesar di Kabupaten Bandung Barat yakni mencapai 227 persen, lalu Kabupaten Subang (156 persen), Garut (133 persen), Ciamis (129 persen), dan Sumedang (127 persen),” kata Reza.

    Meski demikian, Reza mengatakan jika pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah investor di Jabar. Baik investor saham, obligasi, reksa dana, maupun produk keuangan lainnya.

    “Kalau dilihat dari jumlah penduduk Jabar, jumlah investor pasar modal masih terbilang sedikit. Kita terus berupaya meningkatkannya dengan beberapa upaya seperti pembukaan galeri investasi di kampus-kampus hingga melaksanakan sekolah pasar modal yang di tahun 2021 ini sudah kita rencanakan lebih dari 100 kegiatan sekolah pasar modal,” kata dia.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img