Rabu 11 Desember 2024

Prabowo Didesak Setop Latihan TNI Makan Tokek Hidup

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto diminta untuk menghentikan latihan TNI di Thailand yang memakan binatang hidup-hidup.

Hal itu disampaikan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), organisasi nirlaba yang fokus pada hak hidup binatang, lewat surat yang dikirimkan kepada Prabowo.

PETA menyatakan ada kekejaman dengan mengonsumsi hewan-hewan liar seperti minum darah ular kobra, makan tokek hidup, hingga kalajengking dan tarantula dalam latihan bernama Cobra Gold 2021 itu.

PETA mendesak Prabowo menyampaikan ke penyelenggara agar menghentikan praktik latihan tersebut.

BACA JUGA: BI Berlakukan DP Nol Persen untuk pembelian Mobil dan Sepeda Motor 1 Maret

“Selain menimbulkan risiko penyakit berbahaya, latihan Cobra Gold yang melibatkan hewan juga kejam dan tidak praktis,” kata Wakil Presiden Senior PETA, Jason Baker, seperti dilansir CNN.

PETA menyebut bahwa kegiatan Cobra Gold itu diikuti ribuan personel militer dari beberapa negara seluruh dunia, termasuk Indonesia yang dijadwalkan bergabung di beberapa lokasi di seluruh negara Thailand.

PETA menyebut pembunuhan keji binatang-binatang itu setiap tahun menyebabkan aib bagi para tentara, risiko kesehatan publik, hingga membahayakan spesies yang mudah diserang menjadi punah.

Prabowo didesak mengakhiri pembunuhan hewan yang sadis dalam Cobra Gold karena dapat menodai kehormatan Indonesia, membahayakan kesehatan masyarakat, dan membahayakan spesies yang rentan terhadap kepunahan.

Para prajurit itu terekam membunuh ayam dengan tangan kosong, menguliti dan memakan tokek hidup, mengonsumsi kalajengking dan tarantula hidup, memenggal kobra dan meminum darah mereka.

Sampai saat ini, belum ada keterangan dari Prabowo maupun pihak Kementerian Pertahanan terkait hal tersebut.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (DOD) mengklarifikasi bahwa pembunuhan sadis dan konsumsi binatang-binatang hidup untuk dimakan selama pelatihan militer, tidak ada bedanya dengan praktik ritual sadis barbar dan tidak memberikan kemampuan bertahan hidup sama sekali.

“Banyak metode pelatihan bertahan hidup yang tidak perlu melibatkan binatang,” ucapnya.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img