BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Dadang Iriana mengatakan, pihaknya turut menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi ancaman bencana sesar Lembang.
Menurutnya, selama dua tahun terkahir, Diskar PB sudah melakukan edukasi, sosialisasi, dan simulasi. Kegiatan tersebut dilakukan melalui berbagai pihak.
“Karena tahun ini ada Covid-19 taun kemarin itu tidak ada kegiatan apa pun, dua tahun terakhir sudah kami lakukan ada beberapa kecamatan di Bandung Utara sudah dilakukan sosialisasi kita kumpulkan Ketua RW, tokoh masyarakat kemudian LPM kemudian Karang taruna semua kita kumpulkan bahwa sesar lembang kondisinya seperti itu. Ini ancaman bagi Kota Bandung mengenai sesar lembang yang panjangnya sampai 17 KM ini kita antisipasi,” katanya Senin (15/2/2021).
Tak hanya itu, dalam melakukan upaya antisipatif, pihaknya juga melakukan diskusi dengan para ahli.
BACA JUGA: Soal Sesar Lembang, Bupati Bandung Barat: Masyarakat Tetap Tenang
“Dan kami juga mengindang narasumber dari BMKG dari ITB, kami juga undang BPBD Provinsi Jabar dan juga dari ahli-ahli. Bagaimana tindakan kita dan sikap kita seperti apa kalau terjadi bencana seperti itu (Sesar Lembang),” kata dia.
Dia berharap, dengan diberikannya edukasi mengenai kesiapsiagaan bencana, warga kota Bandung memiliki pemahaman terkait hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
“Yang menjadi masalah ini, kalau orang Sunda biasanya bilang ah kalau itumah takdir kumaha ( Terserah) Allah di jelaskan seperti apa pun yah kumaha engke ( lihat nanti saja) hal-hal seperti itu kami tepis, mudah-mudahan bisa paham warga Kota Bandung,” kata Dadang.
Menurut Dadang, sejauh ini Diskar PB hanya bisa melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Kami hanya bisa mengingatkan kepada Warga Kota Bandung yang beberapa tahun lalu sudah kami lakukan dengan anggaran yang sangat terbatas kami lakukan sosialisasi,” kata Dadang.
Selain itu, pihanya juga mengaku kesulitan terkait pemetaan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari upaya-upaya mitigasi bencana yang selama ini ditempuhnya.
“Kalau untuk pemetaan itu sendiri kami juga sulit harusnya itu ada kajian pemetaan mengenai dampak itu sendiri jadi kami tidak punya kalau seperti itu harus seperti apa. Ini kan ada di Bapelitbang ada kajian pemetaan seperti itu, kami bisa lakukan antisivasi. Karna kami juga belum tau terjadinya kapan kemudian kejadianya seperti apa kami terus terang belum tau,” katanya.
Meski begitu, pihaknya siap apabila terjadi bencana, seperti ancaman sesar Lembang dengan beranggotakan 416 personil.
“Kami siap, saya yakin seperti jari ini kan tidak satu tekunjuk tapi ini ada kelingking jari manis ada jenpol, kan ada BPBD provinsi ada polisi TNI ada temen-temen lain kan bisa kerjasama. Kalau kita menganggap hanya kita yang kerja pasti tidak akan siap tapi kan bisa koordinasi. Insya Allah kalau soal kebencanaan ini semuanya juga akan turun,” katanya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)