BANJAR,FOKUSJabar.id: Sejumlah warga di empat Desa/Kelurahan yang ada di Kota Banjar Jawa Barat (Jabar), meragukan proyek pembangunan Jaringan Pipa Tranmisi Air Balokang Patrol Tahap II.
Pasalnya, kualitas pembangunan pipa tahap pertama yang dibangun pada tahun 2014 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut tidak sesuai harapan masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan pipa yang sering meledak ketika digunakan, sehingga tidak pernah lagi dilaksanakan sampai saat ini.
BACA JUGA: Banjir Karawang, 36 Prajurit Yonif Para Raider 305 Tengkorak Evakuasi Warga Terdampak
Salah satu perwakilan warga dusun Balokang Patrol, Desa Jajawar, Bhira Tawado mengkhawatirkan pembangunan pipa tahap II akan seperti pembangunan pipa tahap pertama yang mana sampai hari ini pengairan dari pipa tersebut tidak bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
“Pembangunan pipa tahap pertama pada tahun 2014 juga sampai saat ini tidak sesuai harapan masyarakat. Gak tahu seperti apa ketika dicoba selalu meledak,” ungkapnya.
Maka dari itu, Tawado menggelar rapat dengan pihak terkait dan membeberkan ulasan-ulasan yang menjadi kekhawatiran masyarakat.
Dia berharap, pembangunan Jaringan Pipa Tranmisi Air Balokang Patrol Tahap II ini bisa menjadi pembangunan pipa yang terakhir dan bisa dinikmati oleh masyarakat Kota Banjar.
“Saat rapat Kami berikan ulasan kekhwatiran ketika saat ini dibangun dengan besaran anggaran Rp12.789.573.188,48 akan terjadi hal yang sama seperti pembangunan pertama,” kta dia.
Tawado juga menyebutkan dalam pembangunan pipa tranmisi tahap II tidak ada masyarakat yang menolak, melainkan meminta kejelasan dan mengkhawatirkan adanya dampak-dampak pada saat atau selesai pembangunan.
“untuk penolakan dari warga itu tidak ada. Hanya meminta kejelasan khusunya ke pihak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) dan pihak kontraktor mengenai apa dan bagaimana ketika pembangunan ini sudah selesai. Minimalnya ada kulonuwun (terima kasih) serta pemberesan dari matrial-matrial dan sebagainya,karena itu harus dipikirkan jadi jangan hanya memasang saja,” katanya.
Kepala Desa Cibereum, Yayan Sukirlan menambahkan, pihaknya sangat mendukung dengan satu pertimbangan pemerintah yang bertujuan ingin menyejahterakan masyarakat.
Kendati demikian, dengan adanya pembangunan pipa transmisi untuk pasokan air minum ini sangat diharapkan sekali oleh masyarakat Desa Cibeureum, Kota Banjar.
“Kami sangat mendukung dengan adanya satu pertimbangan rencana pemerintah ini. Kenapa demikian, dengan pasokan air minum itu sangat harapkan sekali oleh warga kami ini,” tuturnya di Banjar.
Namun, untuk keberlangsungan pelaksanaan kegiatan ini Yayan mengatakan, pihaknya perlu dilibatkan karena pemerintahan Desa merupakan keterwakilan dari masyarakatnya.
Karena bagaimanapun di sini perlu cipta rasa dengan kondusivitas atau menyatukan persepsi pihak terkait agar niat baik tidak dinilai buruk oleh semua pihak.
“Harapan kami keberlangsungan pelaksanaan kegiatan pembangunan ini perlu cipta rasa dengan kondusivitas. Ya makanya harus satu persepsi jangan sampai niatnya baik jadi jelek,” katanya.
Selain itu, dalam proses pembangunan Jaringan tranmisi pipa tahap II memang akan berdampak pada masyarakat di wilayahnya, karena Desa Cibereum merupakan daerah terpanjang yang terkena imbas pembangunan ini.
“Untuk jumlah yang terdampak di desa Cibereum ada sekitar 60 Kepala Keluarga (KK). Ya karena akan ada galian pipa bisa saja di pinggiran rumah, sebab desa Cibereum ini terpanjang sekitar 2 km mungkin untuk pembangunan pipa ini,” kata dia.
Kendati demikian, Yayan menelaskan, jika nantinya ada gangguan pada masyarakat maka perlu adanya penerapan tahapan sosialisasi untuk memaparkan tentang bagaimana mekanisme atau teknisnya.
“Karena ini perlu ada penerapan tahapan sosialisasi. Mungkin nanti akan diusulkan oleh pihak yang ditugaskan dari pihak kontraktor pelaksana kegiatan, nanti dari sana dipaparkan tentang bagaimana mekanisme atau secara teknisnya. Saya juga belum paham masalah pemasangan, makanya nanti mengurecut pada sosialisasinya,” jelasnya.
Mengenai apa yang menjadi keraguan masyarakat terkait kualitas pipa yang dulu karena meledak saat digunakan, pihaknya tidak bisa menjelaskan mengenai kualitas pembangunan yang sekarang.
Akan tetapi dia mendapatkan informasi dari salah satu kontraktor bahwa nantinya pipa bukan dari PVC lagi melainkan akan ditanami besi dan penyambungnyapun akan di las.
“Untuk yang sekarang ini saya belum tahu pasti karena belum melihat secara teknisnya. Ya cuma ada masukan dari salah satu kontraktor ini buka PVC lagi sekarang akan ditanam besi dan mungkin nanti dilas,” kata Yayan.
Pelaksana PT.Melindo Pratama Putra, Yoga Aditama mengatakan, dirinya tidak bisa menjelaskan secara detail terkait mekanisme atau teknis pembangunan Jaringan Pipa Tranmisi Air Balokang Patrol Tahap II di Kota Banjar.
Agenda saat ini menampung aspirasi dan pengalokasian waktu dan kapan bisa mensosialisasikan mekanisme dan teknisnya ke pihak-pihak terkait
“Saya di sini hanya menampung aspirasi untuk disosialisasikan nanti. Saat ini belum mendalami, hanya saja mengagendakan dulu tempat dan kapan untuk sosialisasi,” terangnya.
Sementara itu, informasi yang dihimpun FOKUSJabar, dari ke 4 Desa/Kelurahan yang terdampak pembangunan pipa diantaranya Desa Jajawar, Desa Cibeureum, Kelurahan Situ Batu dan Desa Neglasari.
Selain itu hasil rapat pihak-pihak terkait tersebut berencana akan melakukan sosialisasi terkait pembangunan tersebut pada 9 atau 10 Februari 2021 mendatang yang bertempat di Wisata Kaulinan Kabapa, Desa Jajawar, Kecamatan/Kota Banjar.
(Budiana Martin/Bambang)