spot_img
Kamis 28 Maret 2024
spot_img
More

    Greysia Polii 4 Kali Juara Thailand Terbuka

    BANGKOK,FOKUSJabar.id: Pebulu tangkis putri Indonesia, Greysia Polii menjadi pemain pertama yang empat kali juara Thailand Terbuka 2021.

    Gelar juara pertamanya di negeri Gajah Putih berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari pada tahun 2013 dan tiga gelar bersama Apriyani Rahayu.

    Greysia Polii/Apriyani Rahayu di laga pamungkas mengalahkan pasangan tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (21-15 dan 21-12), Minggu (17/1/2021).

    BACA JUGA: Dibalik Tangisan Greysia Polii Usai Raih Juara Thailand Open 2021

    Gelar juara tersebut menjadi satu-satunya yang raih tim Indonesia. Pasalnya, ganda campuran Indonesia, Praveen Jordann/Melati Daeva Oktvianti di babak final dikalahkan pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.

    greysia polii fokusjabar.id
    (foto web)

    “Sungguh luar biasa bagi kami berdua. Kami berterima kasih kepada Tuhan bahwa kami memiliki kesempatan untuk berada di sini dan memenangkan kejuaraan,” kata Greysia Polii seperti dikutip topskor.id, Senin (18/1/2021).

    Sementara itu, Apriyani Rahayu mengaku tak bisa berkata-kata. Dia merasa bangga dalam pencapaiannya dengan Greysia Polii untuk ketiga kalinya di Thailand Terbuka.

    “Saya hanya bisa diam dan bangga,” singkatnya.

    Greysia Polii lahir di Jakarta (11/8/1987) memiliki nama panggilan Greys merupakan pemain bulu tangkis ganda Indonesia.

    Dia mulai ikut di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004. Pada pertengahan tahun 2008 berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.

    Di awal tahun 2009 pasangan Greys-Nitya belum menunjukkan prestasi, apalagi dengan hengkangnya Vita Marissa dari Pelatnas, maka pelatnas membutuhkan kekuatan di sektor ganda putri. Terlebih tahun itu diselengarakan Sudirman Cup di Guangzhou, Cina.

    greysia polii fokusjabar.id
    (foto web)

    Pada saat mengikuti turnamen Singapura Terbuka, Greysia Polii menunjukkan banyak peningkatan, yang tak diduga sebelumnya dia melaju sampai Perempat final dan mengalahkan pemain No. 1 dunia Wong Pei Tty/Chin Eei Hui dari Malaysia.

    Greysia Polii pun lolos ke final setelah mengalahkan ganda putri No. 9 dunia Lena Frier Kristiansen/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark, tetapi kejutan itu tidak berlanjut di Final karena ia tumbang ditangan pemain Cina yang sebelumnya pernah mengalahkan Greysia/Nitya di All England, yaitu Zhang Yawen/Zhao Tingting.

    Indonesia akhirnya bisa memiliki ganda putri kelas dunia setelah berakhirnya ganda putri Vita Marissa/Liliyana Natsir, mendampingi Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari.

    Greysia Polii/Meiliana kala itu masuk dalam pemain 10 besar dunia. Pada Januari 2013, Greys dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, Runner Up WJC 2011 di sektor Ganda Putri, Greys/Anggia berhasil menembus Babak Kedua All England.

    Pada Mei 2013, Greys kembali dipasangkan dengan mantan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari, Pasangan ini tampil menggebrak dengan langsung juara di turnamen pertamanya, SGC Thailand Open GP Gold, menembus Perempatfinal Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Semifinal Singapore Open Superseries.

    Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, Indonesia hanya mampu memboyong satu gelar dari turnamen bulutangkis YONEX Thailand Open 2021 yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand.

    Indonesia meraih gelar dari nomor ganda putri. Mereka adalah pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang berhasil menyelamatkan muka Indonesia pada turnamen BWF Super 1000 tersebut. Meski demikian, gelar yang diraih Greysia/Apri justru menjadi sejarah karena menjadi kemenangan pertama Indonesia pada turnamen bulutangkis kelas Super 1000.

    Di babak final Thailand Open 2021 pada Minggu (17/1/2021), Greysia Polii/Apri berhasil menghentikan perlawanan wakil tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dalam waktu 52 menit. Greysia/Apri menang 21-15 dan 21-12 atas wakil Negeri Gajah Putih sekaligus menempati podium pertama pada turnamen perdana pasca pandemi Covid-19.

    “Sungguh luar biasa bagi kami berdua dan kami ingin berterima kasih kepada Tuhan. Kami memiliki kesempatan untuk berada di sini dan memenangkan kejuaraan ini. Kami datang dengan fokus, siap untuk pertandingan ini dan ingin memberikan yang terbaik,” kata Greysia Polii. 

    We’re speechless. Just speechless,” Apriyani menambahkan.

    Kemenangan Greysia Polii/Apri seolah membalas kegagalan rekannya di ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Di partai puncak, Praveen/Melati harus mengakui keunggulan wakil tuan rumah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai melalui pertarungan rubber game yang berkesudahan 3-21, 22-20, dan 18-21.

    Greysia berlutut, mengucap syukur, dan menangis usai memastikan gelar juara ganda putri YONEX Thailand Open 2021 bersama Apriyani Rahayu. Tangisan haru pebulutangkis 33 tahun itu pun menjadi sorotan tersendiri pada laga final ganda putri yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (17/1/2021) waktu setempat.

    fokusjabar.id greysia polii Thailand Open 2021
    Apriyani Rahayu memeluk Greysia Polii setelah memenangkan laga final ganda putri Thailand Open 2021. (FOTO: BWF)

    Tangisan pebulu tangkis putri yang akrab disapa Greys ini tak terhenti saat di bangku pemain. Apriyani Rahayu yang mengetahui alasan pasangannya itu menangis, langsung mendatangi Greys dan memeluknya.

    Tangisan Greys bukan hanya karena keberhasilannya menjadi juara usai mengalahkan wakil tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dengan skor 21-15 dan 21-12. Bukan pula karena titel juara yang diraih mereka menjadi sejarah bagi bulutangkis Indonesia karena menjadi kemenangan pertama ganda putri Indonesia pada turnamen bulutangkis kelas Super 1000.

    Tangisan Greysia lebih karena teringat sang kakak, Rickettsia Polii yang meninggal dunia. Ya, Rickettsia meninggal dunia pada 23 Desember 2020 atau sehari setelah pernikahannya dengan Felix Djimin.

    Bagi Greysia, Rickettsia bukan hanya seorang kakak. Namun sudah menjadi pengganti sang ayah, Willy Polii yang meninggal saat dirinya berusia dua tahun.

    (Bambang Fouristian)

    Berita Terbaru

    spot_img