BANDUNG,FOKUSJabar.id: Greysia Polii berlutut, mengucap syukur, dan menangis usai memastikan gelar juara ganda putri YONEX Thailand Open 2021 bersama Apriyani Rahayu. Tangisan haru pebulutangkis 33 tahun itu pun menjadi sorotan tersendiri pada laga final ganda putri yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (17/1/2021) waktu setempat
Tangisan pebulutangkis putri yang akrab disapa Greys ini tak terhenti saat di bangku pemain. Apriyani Rahayu yang mengetahui alasan pasangannya itu menangis, langsung mendatangi Greys dan memeluknya.
Tangisan pebulutangkis kelahiran 11 Agustus 1987 ini bukan hanya karena keberhasilannya menjadi juara usai mengalahkan wakil tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dengan skor 21-15 dan 21-12. Bukan pula karena titel juara yang diraih mereka menjadi sejarah bagi bulutangkis Indonesia karena menjadi kemenangan pertama ganda putri Indonesia pada turnamen bulutangkis kelas Super 1000.
BACA JUGA: Greysia/Apri Selamatkan Indonesia di Thailand Open 2021
Tangisan Greys lebih karena teringat sang kakak, Rickettsia Polii yang meninggal dunia. Ya, Rickettsia meninggal dunia pada 23 Desember 2020 atau sehari setelah pernikahannya dengan Felix Djimin.
Bagi Greys, Rickettsia bukan hanya seorang kakak. Namun sudah menjadi pengganti sang ayah, Willy Polii yang meninggal saat dirinya berusia dua tahun.
“Dia sudah seperti ayah bagi saya. Dia lebih tua 18 tahun dan memperlakukan saya seperti putrinya sendiri dan saya menganggapnya sebagai seorang ayah. Ayah meninggal saat saya masih berusia dua tahun, dia menjaga saya dan seluruh keluarga. Dia yang sangat mendukung karir saya di bulutangkis,” kenang Greysia Polii sambil tak henti menangis seperti dikutip dari bwfbadminton.com.
Greys mengatakan, sang kakak sudah sangat sering melihatnya di podium juara di berbagai turnamen. Hal tersebut lah yang membuatnya teringat sang kakak dan tak kuasa menangan tangis.
“Ini sangat menyakitkan… dia menunggu sampai hari pernikahan saya kemudian pergi (meninggal dunia, red). Ini seperti, dia menunggu waktu yang terbaik dari saya untuk pergi, di menunggu momen terbaik,” kata dia.
Duka dan ujian bagi Greysia Polii tak berhenti disitu. Setelah sang kakak meninggal dunia, beberapa anggota keluarganya justru divonis terpapar virus SARS-CoV-2.
“Saya persembahkan gelar ini untuk kakak saya. Ini masa-masa yang sulit dan berat bagi keluarga saya. Setelah kakak meninggal, beberapa diantaranya sakit (Covid-19). Jadi saya datang ke turnamen ini dengan perasaan yang berat karena selalu memikirkan mereka. Setiap malam dan setiap hari, saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk menjadi mereka semua,” Greys menuturkan.
Terlepas dari masa-masa sulit yang dialaminya, Greysia Polii tetap berupaya tampil maksimal saat tampil di setiap laga. Termasuk pada laga puncak ganda putri bersama pasangannya Apriyani Rahayu saat menghadapi pasangan tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Greys mampu bermain apik, tenang, serta memberikan peluang bagi Apriyani Rahayu melepaskan smash-smash kerasnya. Sebagai seorang senior, Greysia Polii pun mampu melengkapi pasangannya yang masih berusia 22 tahun dengan semangat yang menggebu-gebu.
“Saya percaya, kejuaraan ini sangat berarti bagi kami. Tidak hanya bagi saya, tetapi bagi keluarga saya,” kata Greys.
Tak hanya itu, Greys hampir tidak melakukan kesalahan saat menghadapi pasangan asal negeri Gajah Putih di babak final. Berbada saat menghadapi pasangan Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan pada babak semifinal yang harus dijalani selama 75 menit melalui rubber game 15-21, 21-15, 21-16.
Di partai puncak menghadapi pasangan Thailand, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu terbilang cukup cepat menyelesaikan laga hanya dalam waktu 52 menit. Pasangan ganda putri Indonesia yang menjadi unggulan kelima itu pun menang 21-15, 21-12 setelah Greys menyambar bola tanggung di depan net dengan smas tajam menukik.
Begitu poin terakhir dimenangkan, emosi yang selama ini ditahan Greys pun meledak.
“Saya masih tidak bisa mengendalikan perasaan saya, apa yang ada di kepala saya. Tapi saya sangat fokus, terutama dalam latihan dan turnamen. Ketika memasuki lapangan, saya merasakan kekuatan super dari atas, dari dia. Jadi saya ingin mengucapkan ‘terima kasih’ padanya untuk segalanya,” kata Greysia Polii.
(Ageng)