BANDUNG,FOKUSJabar.id: CePAD rapid test berbasis antigen berhasil diciptakan Universitas Padjadjaran (Unpad), jumlah produksi CePAD akan segera diperbanyak untuk memenuhi kebutuhan rapid test antigen di Indonesia dengan harga lebih murah.
Dilansir Kompas.TV dalam rilis, Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari mengatakan bahwa harga CePAD akan dipatok Rp 120 ribu, Minggu, (10/1/21).
BACA JUGA: Covid-19 Belum Berakhir, Kepala Disdik Garut: Tenaga Pendidik Harus Disiplin 4M
Diana mengatakan bahwa patokan harga tersebut bukan yang paling murah untuk produk sejenis, ia optimis apabila lebih banyak maka harga akan lebih murah lagi.
“Misal diproduksi satu juta, maka CePAD akan bisa bersaing dengan produk tes antigen yang diimpor dari negara lain,” Kata Diana.
Rekomendasi yang ditetapkan WHO mengenai tingkat akurasi dan sensitivitas CePAD sudah dilampaui. Dihimpun dari kajian terakhir akurasi di angka 91,5 persen, dan tingkat sensitivitasnya 82 persen.
91,5 persen telah melampaui rekomendai WHO yaitu di 80 persen. Sejak 4 November 2020, sudah mendapatkan rekomendasi dan izin edar dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinis Indonesia. Pemprov Jawa Barat dan Kementrian Riset dan Teknologi RI telah memesan dan memakai produk ini.
Rapid Test Genose dan CePAD
Bersama produk rapid test GeNose dari Universitas Gadjah Mada, CePAD sudah diperkenalkan oleh Menteri Riset dan Teknologi RI Prof. Bambang Brodjonegoro lewat konfrensi pers virtual, Senin (28/12/20).
“Dua inovasi ciptaan anak bangsa ini sangat berperan penting dalam penanganan Covid-19 terlebih dalam pelaksanaan 4T (testing, tracing, tracking, dan treatment),” kata Menristek.
Dijelaskan juga oleh Menristek, CePAD dan GeNose adalah dua produk yang dikategorikan sebagai alat pendeteksian cepat untuk mendeteksi Covid-19 pada manusia. Tidak dikategorikan sebagai tes cepat berbasis antibodi namun memiliki sasaran pengujian berbeda.
(Erwin)