BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam satu bulan terakhir ini harga tahu dan tempe mengalami kenaikan. Hal itu diakibatkan minimnya bahan baku yang tersedia di pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Elly Wasliah mengatakan, kenaikan harga tahu dan tempe tidak hanya terjadi di Kota Bandung. Menurutnya, kenaikan tersebut terjadi di seluruh Indonesia.
“Jadi ini persoalanya bukan hanya di Kota Bandung saja tetapi se-Indonesia,” kata Elly di Kota Bandung, Jabar Kamis (31/12/2020).
BACA JUGA: Dari Tangan 5 Pencuri, 48 Sepeda Motor Berhasil Disita Polres Ciamis
Elly mengungkapkan, kenaikan tahu dan tempe dikarenakan minimnya bahan baku kedelai. Pasalnya, untuk pemenuhan bahan baku kedelai, pemerintah Indonesia masih bergantung pada suplay dari luar negeri.
“Kita tahu bahwa bahan baku tahu dan tempe (kacang kedelai) ini banyaknya impor dari luar dan itu dari amerika. Sehingga harganya naik dari Rp7.200 per kg- Rp9.000 per kg. Sama persis seperti bawang putih,” ungkapnya.
Lebih lanjut Elly mengatakan, saat ini proses impor bahan baku sedang mengalami kendala karena pandemi Covid-19. Sehingga, stok kedelai di Indonesia semakin menipis.
“Kebetulan sekarang impor dari Amerika itu belum masuk ke Indonesia tertahan karena ada Pandemi Covid-19, ada Nataru di Amerikanya sehingga tertahan untuk masuk ke Indonesia,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Bambang)