spot_img
Rabu 9 Juli 2025
spot_img

WJFA Summit 2020 Diharapkan Ciptakan Inovasi Ketahanan Pangan

BANDUNG,FOKUSJabar.id: West Java Food and Agriculture (WJFA) Summit 2020 diharapkan dapat menjadi forum berkala untuk membahas berbagai inovasi terkait ketahanan pangan Jabar.

Dalam forum tersebut pemerintah Provinsi Jabar mengandeng perbangkan untuk sektor pangan dan pertanian daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto mengatakan, berdasarkan hasil Kajian Necara Pangan Jabar, provinsi dengan 50 juta penduduk tersebut mengalami defisit beberapa komoditas pangan strategis. Terutama telur ayam ras, daging sapi, bawang putih, minyak goreng dan gula pasir.

Herawanto mengatakan, Jabar juga merupakan pemasok pangan ke berbagai daerah lain termasuk DKI Jakarta. Hal tersebut menyebabkan pasokan pangan Jabar yang terbatas masih harus ‘tersedot’ untuk daerah lain.

BACA JUGA: Aktivis Jabar Tolak Pembentukan TPIF Kasus KM 50 Cikampek

“Pelaku sektor pertanian pun masih didominasi pelaku usaha 45-65 tahun ke atas. Oleh karena itu, penting untuk menggalang partisipasi milenial di sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk keberlangsungan pangan di Jabar,” kata Herawanto dalam rilis yang diterima Selasa (14/12/2020).

Dengan demikian dalam WJFA Summit 2020, sebanyak 25 perusahaan digabungkan dalam forum yang akan mempertemukan mereka pada produk-produk berbasis agraria di Jabar. Sehingga, diharapkan para petani Jabar di 2021 sudah dapat menjual hasil taninya dengan harga yang layak pada pembeli dengan tepat sasaran.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil Emil mengatakan, forum WJFA Summet 2020 tersebut juga akan disinergikan dengan para petani milenial. Dalam program ini, Pemerintah Provinsi Jabar akan meminjamkan lahan-lahan milih pemerintah maupun BUMN untuk digarap oleh para milenial hingga menghasilkan.

“Nanti akan kita seleksi anak-anak muda yang menguasai teknologi. Jadi pertaniannya mengedepankan science based,” kata dia.

Emil mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut, ia meminta WJFA Summit dapat menjadi forum rutin yang tujuannya menyiapkan Jabar menjadi provinsi mandiri pangan. Pasalnya, di tahun depan Jabar berpotensi menghadapi krisis pangan.

“Karena ada indikasi yang mengarah ke sana. Jangan sampai Jabar krisis suplai pangan pada 2021,” kata dia.

Dia mengatakan, forum ini diharapkan menarik minat masyarakat terutama kaum milenial untuk memanfaatkan lahan-lahan ‘nganggur’ di Jabar. Penjualan hasil tani pun tidak lagi dilakukan secara konvensional sehingga ekspor dapat berjalan dengan maksimal.

Di tahun depan, dia akan memfokuskan program tersebut untuk membangun kesadaran milienial akan pentingnya bertani. Sehingga, stigma bertani sebagai kegiatan yang tidak menghasilkan dapat terhapus.

“Kami tidak targetkan dulu kontribusi secara statistik di 2021. Tahun depan adalah tahun kesadaran, bahwa kalau lulus universitas tidak usah ke Bandung atau Jakarta. Di desa bisa sejahtera sampai tiga kali lipat gaji UMR,” katanya.

(Anthika Asmara)

spot_img

Berita Terbaru