Kamis 12 Desember 2024

Fly Over Bukan Solusi Atasi Kemacetan di Kota Bandung

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pembangunan dua fly over di Jalan Jakarta-Supratman dan Jalan Laswi dinilai tidak efektif dalam mengurai kemacetan di Kota Bandung. Hal tersebut dikatakan pakar transportasi dari ITB Sony Sulaksono Wibowo.

Sony mengatakan, keberadaan dua fly over tersebut justru hanya akan menimbulkan masalah baru. Yakni keselamatan dan kemacetan baru di titik-titik tertentu.

“Keberadaan fly over bukan untuk mengurai kemacetan secara keseluruhan, namun lebih kepada mengatasi kepadatan volume kendaraan di persimpangan kawasan tersebut,” kata Sony saat dihubungi melalui sambungan telpon, Selasa (8/12/2020).

Sony mengatakan, salah kaprah jika fly over sebagai solusi kemacetan. Namun, lebih kepada menyelesaikan masalah di kawasan tersebut saja.

“Dengan ada dua flyover Supratman dan Laswi, apakah kawasan Ahmad Yani lancar atau berpengaruh terhadap kawasan lain? belum tentu. Flyover tidak menambah jalan, hanya sekitar 800 meter atau sekitar setengah kilo meter, tidak menambah kapasitas atau mengurangi volume kendaraan,” Sony menjelaskan.

BACA JUGA: Rekayasa Lalu Lintas Fly Over Jalan Jakarta-Supratman Dilanjut

Ujung flyover Supratman yang berada tepat depan di SMPN 22 Bandung, diakui Sony, akan mengancam keselamatan pengguna jalan. Apalagi jika sekolah sudah mulai dibuka, maka lokasi tersebut akan menjadi pemberhentian kendaraan dan lalu lalang siswa.

“Saya tegaskan kalau untuk mengurai kemacetan, tentu saja tidak,” Sony menegaskan.

Terkait kemacetan di Kota Bandung, Sony menyebut banyak solusi yang bisa dilakukan. Namun, tidak dengan pembangunan flyover.

“Salah satu faktor kemacetan yakni volume kendaraan yang tinggi. Jadi, seharusnya, bagaimana mengurangi volume kendaraan tersebut. Kalau dengan membatasi kendaraan atau penjualan mungkin sulit karena kementrian justru menargetkan penjualan kendaraan naik sehingga pembelian kendaraan mudah. Cara tepat yakni mengurangi pengguna kendaraan di jalan,” Sony menjelaskan.

Pihaknya meminta kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, untuk mengajak masyarakat menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki atau bersepeda. Namun di sisi lain, fasilitas penunjang harus lebih dioptimalkan.

“Kita buat orang kemana-mana naik kendaraan umum, kemudian mendorong Dishub membuat jalur jarak pendek untuk pejalan kaki sekitar 400 meter. Kalau jarak 3 kilometer bisa naik sepeda dengan memanjakan fasilitas untuk pengguna jalan. Apalagi sebetulnya, angkutan umum di Kota Bandung sudah bisa mengcover 70 persen kawasan Bandung, tapi tidak terintegrasi. Intinya, lebih optimalkan efisiensi ruang jalan,” kata dia

(Yusuf Mugni/Ageng)

Berita Terbaru

spot_img