BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menyatakan, sebanyak 13 ribu siswa SD dan SMP yang rawan melanjutkan pendidikan (RMP) tidak memiliki akses belajar secara daring di masa pandemi, Senin (30/11/2020).
Kepala Seksi Kurikulum SD Disdik Kota Bandung Akhmad Taufan Hidayat mengatakan, Kondisi tersebut terjadi karena para siswa tersebut tidak memiliki gawai atau telepon genggam.
“Yang tidak memiliki akses gawai, siswa SMP sebanyak 25 ribu atau siswa RMP yang tidak memiliki 4.000. 45 ribu siswa SD yang tidak memiliki sebanyak 9.000,” kata Akhmad.
Akhmad mengatakan, total siswa SD dan SMP di Kota Bandung sendiri mencapai 200 ribu lebih siswa. Mayoritas siswa sudah mengakses pembelajaran secara daring di masa pandemi sejak sembilan bulan lalu.
BACA JUGA: Emil Perpanjang PSBB Bodebek Hingga 23 Desember
Akhmad meminta guru kreatif untuk memberikan materi secara daring maupun luring. Menurutnya, pembelajaran selama pandemi diarahkan kepada pembentukan karakter seperti karakter baik dan sehat.
Sementara itu, Guru SD Cisitu Haviz Kurniawan mengatakan, pembelajaran di kelas menggunakan kurikulum darurat yang diterbitkan Kemendikbud. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 pihaknya menggunakan kurikulum tersebut dan bukan kurikulum 2013.
“Bagi peserta didik yang tidak bisa mengakses belajar daring karena tidak memiliki gawai diberikan modul melalui sekolah. Modul tersebut berisi pembelajaran dan evaluasi selama di masa pandemi,” kata Haviz.
(Yusuf Mugni/Agung)