BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung terus lakukan pengetesan secara masif untuk melacak penyebaran Covid-19. Hal itu mengakibatkan angka kasus Covid-19 di Kota Bandung terus meningkat.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menatakan, pengetesan dilakukan untuk memudahkan pelacakan terhadap masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien yang terpapar Covid-19.
“Saya gak tahu (gelombang kedua Covid-19), harus epidemiologi tapi konsekuensi tes yang dilakukan (peningkatan kasus). Rapid tes yang sudah dilakukan kurang lebih mencapai 50 ribu pengetesan,” kata Yana di Kota Bandung Jabar Jumat (27/11/2020).
Yana menjelaskan, untuk Rapid test sudah mencapai 50 ribu pengetesan sedangkan uji usap atau swab test sudah mencapai 45 ribu pengetesan. Menurutnya, jumlah tersebut sudah melebihi standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).
BACA JUGA: Prank ke Call Center Covid-19 Bandung Capai 1.500
“Rapid 50 ribu dan itu diatas ketentuan WHO dan swab 45 ribu. Konsekuensi dari tes,” kata dia.
Lebih lanjut Yana mengatakan, penularan virus Corona atau Covid-19 sangat mudah menular. Sebab, kata dia, penularan terjadi melalui droplet sehingga penerapan protokol kesehatan mutlak dilakukan.
Pihaknya mengaku terkejut dengan data klaster keluarga yang menunjukkan banyak lansia terpapar Covid-19 padahal tidak keluar rumah.
“Lansia diperkirakan terpapar dari anggota keluarga yang masih melakukan aktivitas di luar rumah. Mudah-mudahan kalau kita disiplin Protokol Kesehatan Insya Allah,”ungkapnya.
Yana menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk menambah tempat tidur di ruang isolasi karena tingkat keterisian tempat tidur saat ini sudah mencapai 90 persen lebih.
“Warga yang positif tapi ternyata dia orang tanpa gejala (OTG) sebaiknya tidak menggunakan fasilitas rumah sakit tapi, fasilitas isolasi mandiri kita upayakan. Keberadaan lembur tohaga diharapkan dapat memunculkan ruang isolasi mandiri,”pungkasnya.
(Yusuf Mugni)