BANDUNG,FOKUSJabar.id: Direktur Utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Agro Jabar, Kurnia Fajar mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal meningkakan cadangan beras di tahun 2021 mendatang.
Menurutnya, stok beras di Jawa Barat (Jabar) selama ini masih diatur pemerintah pusat lewat Bulog dengan kuota 300 ribu ton per tahunnya.
“Kami punya target satu tahun (2021) paling tidak satu tahun pecadangan pangan 40.000 ton karena masyarakat Jawa Barat jumlahnya 50 juta orang dan Bulog sebagai buffer stok nasional punya stok di jawa barat 300.000 ton. Paling tidak kami punya target 10 sampai 15 persen atau sekitar 30.000 sampai 50.000 ton setahun,” kata dia usai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Pupuk Indonesia Pangan (Persero) di Hotel Savoy Homan Jalan Asia Afrika Kota Bandung Jabar Selasa (17/11/2020).
BACA JUGA: Sinergitas BUMD Jawa Barat, bank bjb Salurkan Kredit kepada PT Agro Jabar
Pihaknya mengaku, masih memiliki kendala untuk melakukan realisasi peningkatan cadangan beras.
“Selama ini kami belum memiliki portofolio produksi beras,” kata dia.
Lebih lanjut Kurnia mengatakan, lewat kerjasama ini, diharapkan mampu mendorong produksi pangan terutama produksi beras yang akan dilakukan oleh PT Agro Jabar.
“PT Pupuk Indonesia Pangan yang sudah memiliki portofolio produksi beras dan jam terbang produksi beras, maka kami melakukan kerjasama dengan PT Pupuk Indonesia dalam hal produksi beras. Tentunya sangat modern kualitasnya, baik dan sangat bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.
Kurnia menjelaskan, salah satu hal yang paling mendasari kerjasama tersebut adalah keluarnya Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pusat Promosi dan distribusi pangan. Menurutnya, peran PT. Agro Jabar adalah sebagai penyedia pangan untuk memenuhi konsumsi masyarakat akan komoditas bahan pokok dan menghindari kelangkaan stok pangan. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kelangkaan stock ini antara lain kelemahan manajemen distribusi logistik.
“Tahun lalu karena belum ada Perda maka cadangan pangannya masih dilakukan terpusat oleh Bulog. Artinya kita akan menambah cadangan pangan yang ada di Bulog,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan Budiono mengatakan, pihaknya siap untuk membantu peningkatan produksi cadangan pangan di Jawa Barat.
“Kami siap memenuhi apa yang ditargetkan Agro Jabar 30.000 sampai 40.000 ton pertahun, maka kami akan melakukan itu bukan sekadar hanya ada beras ke Agro Jabar,” katanya.
Pihaknya juga akan melakukan transfer teknologi produksi beras ke PT Agro Jabar. Dengan pola kerjasama sesama badan usaha pemerintah, birokrasi diyakini olehnya akan semakin mudah.
“Karena ini antara BUMD dan BUMN, maka bisa mempercepat sinergitas antar dua belah pihak. Kita bisa seirama dan birokrasi bisa lebih mudah,” kata dia.
Pihaknya meyakini, dengan kerjasama ini harga gabah tidak akan jatuh di harga dasar.
“Kalau harga dasar gabah Rp 4.200, bisa jadi Rp 4.500. Artinya petani sudah bisa disejahterakan,” katanya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)