BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Bidang Pembinaan Jasa Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Edward Parlindungan mengajak seluruh pengusaha jasa pariwisata dan hiburan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Hal ini untuk menguatkan kepercayaan wisatawan perihal keamanan saat berkunjung ke Kota Bandung.
Edward mengatakan, pihaknya terus memantau penerapan standarisasi protokol kesehatan oleh para pemilik tempat wisata. Upaya tersebut sebagai bagian dari strategi Disbudpar Kota Bandung menggenjot perekonomian dari sektor pariwisata dan hiburan di Kota Bandung.
BACA JUGA: Disbudpar Kota Bandung Siapkan Raperda Ekonomi Kreatif
“Pertama kita harus mengembalikan rasa aman kepada para wisatawan. Kita juga terus bekerja sama dengan asosiasi dan pengusaha jasa pariwisata agar terus melakukam SOP prokes sehingga wisatawan tidak takut datang ke Bandung,” kata Edward di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Jabar, Selasa (3/11/2020).
Dari hasil monitoring, lanjut dia, ditemukan sejumlah pengunjung yang sengaja meminta bukti rekomendasi operasional dari tim gugus tugas saat mengunjungi hotel, rumah makan atau restoran. Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan tempat dan memenuhi standarisasi kesehatan.
“Setelah rasa percaya mereka tinggi, mereka akan cerita pada teman dan saudaranya. Itu bisa mengundang banyak wisatawan hadir ke Kota Bandung. Itu juga membangun citra usaha dan menjamin keselamatan para pekerja, disamping menjaga keselamatan tamu yang datang ke tempat mereka,” kata dia.
Edward mengatakan, di masa liburan panjang pekan lalu, penerapan prokes sejauh ini masih terkendali. Meski wisatawan yang datang ke Kota Bandung tidak terlalu membludak seperti sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan data dari asosiasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung dan Riung Priangan, dari 50 persen daya tampung yang diizinkan sesuai Peraturan Wali Kota (Perwal) masih belum terisi seluruhnya.
“Okupansi hotel memang ada peningkatan dari 50 persen daya tampung sesuai perwal pada bulan September itu terisi di angka 43 persen. Di hari libur itu 28-29 (Oktober) mencapai 60 persen dan puncaknya di 29-30 (Oktober) sampai 70 persen,’ kata Edward.
Mengingat adanya pandemi Covid-19, kata Edward, target capaian kunjungan wisatawan ke Kota Bandung tahun 2020 pun disesuaikan. Sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar sektor ekonomi, jasa pariwisata dan hiburan ini akan terus didorong.
“Target awal kita itu 8,6 juta wisatawan ke Kota Bandung, akhirnya kita perbaiki karena kemarin dalam lima bulan tidak melaksanakan kegiatan. Jadi targetnya dirasionalisasi jadi 2,5 juta. Kemarin, laporan sebelum liburan panjang sudah ada 1,5 juta wisatawan,” kata dia.
(Yusuf Mugni/Ageng)