BANDUNG,FOKUSJabar.id: Lucia Francisca Susy Susanti Haditono (Susi Susanti) lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), 11 Februari 1971. Dia seorang pemain Bulu Tangkis Indonesia menikah dengan Alan Budikusuma yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992.
Selain itu, ibu dari tiga anak ini (Laurencia Averina, Albertus Edward dan Sebastianus Frederick) juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.
Mei 2004, Susi Susanti mendapatkan penghargaan Hall of Fame dari International Badminton Federation (Badminton World Federation) bersama Rudy Hartono, Dick Sudirman, Christian Hadinata dan Liem Swie King.
Baca Juga: 8 Rekor Dunia Rudy Hartono Masuk Guinness Book of Records
Meski sudah lama gantung raket, namun bayangan dan kehebatan Susi Susanti tak lekang hingga saat ini. Dia adalah sebuah sejarah yang telah mengharumkan nama besar Indonesia.
Bagaimana tidak, dia menjadi pemain putri Indonesia pertama yang meraih medali emas Olimpiade pada 4 Agustus 1992 lalu.
Susi Susanti mampu mendulang medali emas pada Cabang Olahraga (Cabor) Bulu Tangkis, khususnya sektor tunggal putri. Saat itu, dia mampu membungkam perlawanan wakil dari Korea Selatan, Bang Soo-hyun di partai final.
Lewat permainan rubber game, Dia berhasil mengalahkan lawannya dengan skor akhir 5-11, 11-5 dan 11-3.
Saat pukulan Bang Soo-hyun keluar lapangan, tangannya mengepal dan mengucapkan syukur sambil matanya tetap menatap tajam lawan.
Perlahan senyumnya mulai mengembang dan mulai melepaskan ketegangan yang menyertainya sepanjang final Olimpiade 1992.
Kemenangan itu menjadi tonggak sejarah baru bagi Indonesia yang berhasil mengukir prestasi dalam ajang sekelas Olimpiade.
Kombinasi air mata, Merah Putih yang berkibar dan lagu Indonesia Raya yang berkumandang adalah salah satu peristiwa terbaik dalam sejarah Indonesia sebagai sebuah negara.
Selain emas Olimpiade 1992, sederet gelar bergengsi lainnya dikantongi Susi Susanti, Piala Dunia dan All England membuatnya berdiri kokoh sebagai salah satu atlet terbaik yang pernah ada. Baik di sejarah olahraga Indonesia maupun dunia.
Dia adalah penjelmaan bidadari di lapangan badminton. Dirinya bisa menari dengan gemulai ke tiap sudut lapangan. Footwork-nya yang lincah dan efektif membuat dengan sangat mudah menjangkau tiap sudut lapangan.
Susi Susanti memiliki banyak ciri khas saat berada di lapangan. Mulai dari gaya servis hingga kelenturan tubuh yang membuatnya bisa melakukan pukulan overhead dan juga split dengan mudah.
Servis bagi dia bukan perkara sekadar permulaan permainan, tetapi merupakan titik awal serangan. Dia selalu menatap tajam shuttlecock sebelum kemudian melepaskan pukulan yang membuat melayang tinggi ke udara.
Prestasi Susi Susanti tak sepenuhnya perwujudan dari sebuah bakat alami. Tentu ada kerja keras tanpa henti dan konsistensi yang dilakukannya sejak usia dini hingga berdiri di podium tertinggi.
Kala itu, dia lebih dulu mengenal latihan footwork dibanding teknik memukul. Selain itu, keikutsertaannya di senam dan balet ikut membantu kakinya bergerak lincah di lapangan hijau.
Demi mewujudkan pergelangan tangan yang kuat dan bertenaga, Susi Susanti berlatih dengan botol. Ia juga terus menambah feeling pukulan dengan shadow training di depan kaca tanpa menggunakan shuttlecock.
Kerja keras tanpa henti ditambah mental kuat sebagai pemenang membuat Susi Susanti selalu bisa diandalkan dan sering mengantongi kemenangan demi kemenangan.
Prestasi:
Tunggal Putri
- Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
- Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
- Medali Perunggu Asian Games 1990 dan 1994
- Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
- Juara All England 1990, 1991, 1993 dan 1994, Finalis All England 1989
- Juara Indonesia Open 1991, 1994, 1995, 1996, 1997, RU 1989, 1990
- Juara World Cup 1989
- Juara Australia Open 1990
Beregu Putri
- Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
- Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
- Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
- Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
- Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
- Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
- Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
- Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)
Penghargaan
- Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992
- The Badminton Hall of Fame 2004
Kehidupan Pribadi
Susi Susanti menikah dengan Alan BudiKusuma pada tahun 1997 setelah berpacaran selama 9 tahun. Pasangan ini juga dijuluki “Pasangan Emas Olimpiade” karena keduanya meraih emas olimpiade untuk Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992.
Pensiun
Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998. Sebenarnya dia masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan dirinya sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah dia menangkan.
Namun, setelah dia dinyatakan hamil pada tahun 1998, Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.
Selain menjadi ibu rumah tangga, Susi Susanti bersama suaminya mengembangkan perusahaan apparel bulu tangkis bernama Astec dan sport massage center bernama Fontana (bersama Elizabeth Latief).
(bambang fouristian/berbagai sumber)