spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    Cara Budidaya Ikan Lele yang Mudah dan Menguntungkan

    BANJAR,FOKUSJabar.id: Memulai bisnis budidaya/ternak ikan Lele merupakan salah satu peluang yang tepat dan menjanjikan.  

    Lele merupakan salah satu jenis ikan tawar yang banyak diburu dan diminati oleh masyarakat khususnya di Kota Banjar Jabar.

    Menjalankan bisnis budidaya Lele pun tidak sulit karena termasuk ikan yang mudah didapat dan cara perawatannya lebih mudah dibanding jenis ikan lainnya.

    Baca Juga: Ditangkap KPK, Rumah Dinas Wali Kota Tasikmalaya Tak Berpenghuni

    Dalam memulai bisnis budidaya, beberapa hal yang bisa diterapkan supaya bisnis ini berjalan dengan baik dan lebih mudah berkembang. Di antaranya:

    lele fokusjabar.id
    (foto web)
    1. Persiapan Modal
    2. Persiapan Kolam Lele
    3. Pelihlah Bibit Unggul
    4. Pisahkan Lele ukuran besar dan kecil
    5. Perhatikan Proses Penebaran Bibit
    6. Sortir Ikan Lele
    7. Atur Kualitas Kolam
    8. Perhatikan Kedalaman Kolam
    9. Perhatikan Pakan Lele
    10. Pencegahan Hama dan Penyakit
    11. Proses Panen
    12. Pasca Produksi
    13. Pemasaran dan Promosi Ikan Lele

    Persiapan Modal

    Kolam Lele Terpal Bulat– Rp200 ribu
    Instalasi Air – Rp300 ribu.
    Mesin Pompa Air – Rp400 ribu
    Total: Rp2.7 juta
    Biaya penyusutan setiap bulan Rp900 ribu. 

    Biaya produksi yang dibutuhkan selama satu periode panen (3 bulan), antara lain:

    Bibit Ikan Lele 5.000 ekor (Rp200) – Rp1 juta.

    Pakan 300 kg (Rp200 ribu per kg)– Rp3 juta. 
    Obat-obatan – Rp200 ribu.

    Total Rp4.2 juta
    Biaya tambahan :

    Listrik – Rp600 ribu
    Biaya penyusutan – Rp900 ribu
    Total: Rp1,5 juta
    Keuntungan selama panen:

    Jika dalam satu kali masa penen terdapat 20 persen ikan yang tidak dapat dipanen, maka total ikan yang dapat Anda jual adalah 4.000 ekor.

    Jika setiap kilogram ikan terdapat 8 ekor dengan harga jual Rp25 ribu per kg, maka keuntungan kotor Anda mencapai Rp12.5 juta.

    Sementara keuntungan bersih Anda (pendapatan kotor dikurang biaya produksi dan biaya lain-lain) = Rp12,5 juta-(Rp4,1 juta+ Rp1,5 juta) = Rp6.9 juta

    Persiapkan Kolam Lele

    Hal pertama sebelum memulai bisnis budidaya menyediakan kolam. Kolam ini dapat berbentuk tanah, terpal maupun semen. Pastikan kolam yang Anda buat memiliki ukuran yang besar sehingga mengurangi risiko ikan lele mati karena kekurangan oksigen.

    Sebelum melakukan pengisian kolam, pastikan air yang diisi diberi cukup jarak sehingga ikan  tidak kepanasan.

    Jika yang Anda gunakan adalah kolam dari bahan sintetis seperti terpal, serat atau semen pastikan bersihkan terlebih dahulu menggunakan sabun. Setelah itu oles media kolam dengan irisan daun pepaya dan singkong agar bau dari media kolam hilang.

    lele fokusjabar.id
    (foto web)

    Setelah proses pengisian kolam, Anda juga harus menunggu beberapa hari sebelum menebar bibit ke dalam kolam karena harus menunggu proses pembentukan lumut dan fitoplankton yang dapat menetralkan air kolam agar tidak mudah keruh.

    Pilihlah Bibit Unggul

    Dalam pemilihan bibit pun Anda tidak boleh asal. Anda harus memilih bibit unggul yang lebih sulit terserang penyakit, sehat, dan lebih besar.

    Bibit ikan lele yang unggul akan lebih gesit dan agresif saat pemberian makan, ukurannya terlihat sama serta warna sedikit lebih terang.

    Pisahkan Ukuran Besar & Kecil

    Ikan jenis ini merupakan kanibal atau suka memakan sesama jenis. Jadi untuk menghindari risiko kematian, pisahkan yang berukuran besar dengan ukuran kecil. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir saling memangsa. 

    Perhatikan Proses Penebaran Bibit

    Selain memilih bibit, Anda juga harus memerhatikan cara menyebarkan benih yang baik. Yakni, letakkan wadah bibit pada kolam selama 15 menit hingga 30 menit dengan keadaan miring. Hal ini bertujuan agar bibit ikan dapat beradaptasi sendiri dan tidak stres.

    Kolam untuk bibit juga dibuat terpisah. Kolam bibit biasanya lebih dangkal daripada kolam ikan dewasa. Hal ini bertujuan agar bibit dapat dengan mudah menjangkau pakan dan pernafasan. Dalam penebaran benih, akan lebih baik jika Anda lakukan di pagi atau malam hari karena waktu tersebut cenderung lebih tenang.

    Sortir 

    Setelah berumur kurang lebih 20 hari, Anda perlu melakukan penyortiran menggunakan bak untuk memisahkan berukuran besar dan kecil.

    Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan kecil dari kekurangan makanan karena kalah cepat dengan berukuran besar.

    Jika tidak dipisahkan, ukuran kecil akan lambat dalam pertumbuhannya serta dapat mengurangi risiko ikan Lele besar memangsa ikan kecil.

    Atur Kualitas Kolam

    Warna air kolam yang baik bagi ikan jenis ini adalah hijau karena dapat bertahan hidup di air berlumpur.

    Warna hijau berarti banyak lumut di sekitar kolam. Air pada kolam ikan ini akan berubah menjadi merah ketika sudah dewasa dan siap panen.

    Meski ikan ini tidak suka hidup di air jernih, Anda juga tidak boleh memasukkan sembarang air ke dalam kolam karena Anda tidak akan tahu, apakah air tersebut mengandung bakteri atau parasit yang bisa menyebabkan penyakit.

    Perhatikan Kedalaman Kolam

    Air pada kolam akan berkurang karena proses penguapan sehingga Anda harus rutin menambahkan air kolam ke posisi normal. Tingkat kolam di bulan pertama adalah 20 cm, bulan kedua 40 cm, dan bulan ketiga 80 cm.

    Usahakan air kolam tidak terlalu dangkal karena hanya akan membuat kondisi air dan membuat lele menjadi panas sehingga menyebabkan kematian.

    Anda juga bisa menambahkan tanaman air seperti eceng gondok atau talas ke dalam kolam. Dengan begitu, kolam akan menjadi teduh dan dapat menyerap racun dalam kolam.

    Perhatikan Pakan

    Biasanya, ikan ini harus diberikan makan tiga kali sehari yaitu pukul 07 , 17.00 dan 22.00 WIB. Jika Anda menemukan ikan aktif dan mendorongkan kepalanya, Anda bisa memberikan waktu makan tambahan.

    Dalam proses pakan budidaya ini, Anda dapat menggunakan pakan jenis sentrat 781-1 yang didalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan. Seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

    Dalam pemberian pakan, Anda juga tidak boleh melakukannya secara berlebih karena hanya dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat pakan yang mengendap dan tidak termakan.

    Pencegahan Hama & Penyakit

    Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang memengaruhi jumlah produksi menurun sehingga mempersulit keberhasilan budidaya.

    Untuk pencegahan hama, Anda dapat menggunakan penghalang agar tidak ada hewan liar yang masuk ke dalam kolam. Untuk menghindari penyakit, berikan obat-obatan yang tersedia di toko perikanan.

    Proses Panen

    Biasanya sudah dapat dipanen setelah 3 bulan semenjak bibit disebar. Proses panen dapat dilakukan dengan menyortir ikan yang layak dikonsumsi atau telah memiliki ukuran 4-7 ekor per kilogram atau sesuai dengan keinginan pembeli.

    Pasca-Produksi

    Sebelum Anda menebar bibit baru, ada baiknya untuk membersihkan kolam untuk mengurangi kotoran atau sisa makanan sebelumnya. Dengan membersihkan kolam, Anda juga dapat mengetahui apakah masih ada ikan yang tertinggal, karena jika masih ada maka bibit baru akan habis dimangsa.

    Pemasaran dan Promosi 

    Anda dapat menjual dengan harga per kilogram ke warung-warung makanan. Jika kualitas sudah baik, Anda akan menjadi pemasok terhadap warung-warung makan tersebut.

    Anda juga dapat mempromosikan hasil budidaya kepada keluarga, saudara, tetangga dan teman.Gunakan juga digital marketing agar usaha Anda semakin berkembang.

    Itulah beberapa tips yang dapat Anda lakukan sebelum memulai dan saat menjalankan bisnis. Dengan melakukan semua tips di atas dan ketersediaan sumber daya yang cukup, bisnis Anda akan lebih mudah berkembang dan membuat omzet bisnis meningkat.

    Selain melakukan tips di atas, Anda juga tidak boleh melupakan untuk mencatat seluruh keuangan bisnis, mulai dari modal, biaya yang dikeluarkan serta penjualan.

    (Budiana/Bambang)

    Berita Terbaru

    spot_img