BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dua Penelitian terbaru memperkuat bukti golongan darah O lebih ‘kebal’ Covid-19, Kamis (15/10/2020). Sebelumnya, sebuah studi juga menyatakan hal yang sama.
Sebuah penelitian di Denmark mencatat, di antara 7.422 orang yang dites positif COVID-19, hanya 38,4 persen yang memiliki golongan darah O.
Peneliti Denmark mengatakan, orang dengan golongan darah O memiliki lebih sedikit faktor pembekuan utama yang membuat mereka kurang rentan terhadap masalah koagulasi dalam darah. Penggumpalan darah telah menjadi pendorong utama keparahan Covid-19.
“Kami tidak tahu apakah ini semacam perlindungan dari kelompok O, atau apakah itu semacam kerentanan pada golongan darah lainnya,” kata Dr Torben Barington, penulis senior makalah Denmark dan profesor klinis di Rumah Sakit Universitas Odense dan Universitas Denmark Selatan, seperti dilansir Detik.
“Temuan dari dua studi baru ini memberikan bukti yang lebih konvergen bahwa golongan darah mungkin berperan dalam kerentanan seseorang terhadap infeksi COVID-19 dan peluang mereka terkena serangan COVID-19 yang parah,” kata Dr Amesh Adalja, peneliti senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins di Baltimore, yang tidak terlibat dalam studi apa pun.
BACA JUGA: 5 Tips Isolasi Mandiri bagi OTG
Bahkan, disebutkan orang yang meiliki golongan darah O disebut tidak berisiko mengalami sakit parah jika terpapar covid-19.
Studi lainnya, para peneliti di Kanada menemukan di antara 95 pasien yang sakit kritis karena Covid-19, pasien dengan golongan darah A atau AB sebanyak 84 persen, membutuhkan alat bantu pernapasan, dibandingkan dengan pasien golongan darah O atau B, sebanyak 61 persen.
Sebuah studi terpisah, yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine Juni lalu juga menemukan data genetik pada beberapa pasien Covid-19.
Orang sehat dengan golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dan golongan darah O berada di risiko yang lebih rendah terpapar COVID-19.
“Studi genetik sebelumnya, dipasangkan dengan dua studi baru dalam Blood Advances, memberi kesan bahwa ini adalah fenomena nyata yang kita lihat,” kata Adalja.
(Agung)