BOGOR,FOKUSJabar.id: Program vaksinasi Covid-19 akan segera dilaksanakan. Pemerintah Indonesia pun telah menyusun skenario, salah satunya menyiapkan tempat sebagai lokasi simulasi program vaksinasi Covid-19.
Langkah yang disiapkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yakni menunjuk tempat simulasi program vaksinasi Covid-19. Yakni di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jabar.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dalam rapat koordinasi persiapan program vaksinasi Covid-19 yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (30/9/2020), seperti dilansir Kompas.com.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sudah menyatakan kesiapan jika pemerintah menunjuk Puskesmas Tanah Sareal sebagai tempat simulasi vaksinasi Covid-19. Pihaknya pun akan mempelajari persyaratan termasuk melakukan koordinasi dengan semua pihak.
“Kalau ditunjuk berarti sudah punya perhitungan, sudah memenuhi kriteria. Kami siap,” kata Bima, Kamis (1/10/2020).
BACA JUGA: 86 Orang Positif Covid-19 di Salah Satu Pontren di Kabupaten Tasikmalaya
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. lanjut Bima, akan melakukan koordinasi untuk memantau kesiapan puskesmas tersebut. Termasuk mengecek alat kesehatan dan lingkungan.
“Kita intinya selalu siap,” Bima menegaskan.
Selain Puskesmas Tanah Sereal, Menteri Terawan pun menyampaikan puskesmas lain yang disiapkan sebagai tempat simulasi vaksinasi. Yaitu Puskesmas Abiansemal di Kabupaten Badung, Denpasar, Bali.
Tak hanya itu, Terawan menyebut, sejak Senin (28/9/2020), telah dilaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19.
Menkes mengatakan, ada dua kelompok masyarakat yang akan menjadi prioritas mendapatkan vaksin Covid-19. Yakni tenaga medis dan pekerja berusia 18-59 tahun.
“Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Berikutnya kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun,” kata Terawan.
Hingga saat ini, lanjut dia, kebutuhan vaksinasi untuk masyarakat Indonesia mencapai 320 juta dosis. Jika diukur dengan indeks pemakaian vaksin, pemerintah idealnya harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin.
“Penyediaan vaksin dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, BOPM, serta BNPB,” ujar Terawan
Untuk saat ini, kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki BUMN mencapai 123 juta vaksin. Untuk itu, sedang dilakukan kerja sama antar-BUMN, khususnya oleh Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga bisa memuat 300 juta vaksin.
“Pengadaan cold chain disiapkan untuk kedatangan vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut,” kata Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin.
Sementara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, berbagai diskusi dengan beberapa negara terkait pengadaan vaksin Covid-19 sudah dilakukan. Antara lain dengan Cina, Uni Emirat Arab, dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.
“Kami telah berkomunikasi secara rutin dengan Cina, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia. Juga mengatur waktu pertemuan antarnegara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut,” ujar Retno.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menuturkan, tim teknis dari lembaganya akan melaksanakan kunjungan lapangan untuk melihat laboratorium produksi vaksin serta uji klinis yang telah dilakukan. Dalam kunjungan tersebut, akan dibahas mengenai sistem pengiriman vaksin serta sertifikasi halal dari vaksin tersebut.
(Ageng)