BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ikan mas hias (Carassius auratus auratus) merupakan ikan air tawar dari Familia Ciprinidae dan Ordo Cypriniformes. Pertama kali berhasil didomestikasi, dipelihara dan dibudidayakan manusia.
Kini, ikan mas hias adalah salah satu ikan mas akuarium yang paling populer. Varietas Carassius auratus auratus yang telah didomestikasi dan menampilkan mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk memampat bulat (maskoki).
Baca Juga: Petani Sayuran Menjerit, Ini Solusi Bupati Garut
Sebagai salah satu anggota keluarga ikan mas (ikan koi), ikan ini adalah versi domestikasi budidaya dari ikan spesies Carassius auratus yang aslinya tidak terlalu berwarna yang habitat aslinya di Asia Timur.
Ikan ini pertama kali dipelihara di Tiongkok lebih dari seribu tahun yang lalu. Sejak itu beberapa ras berbeda telah dikembangkan.
Ikan mas hias memiliki variasi yang luar biasa. Seperti perbedaan ukuran, bentuk tubuh, susunan sirip dan warna (berbagai kombinasi warna antara lain putih, kuning, jingga, merah, cokelat dan hitam).
Di Indonesia istilah “ikan mas” juga merujuk kepada ikan mas biasa yaitu kerabat ikan yang dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan.
Secara alami di alam, ikan-ikan ini berwarna kelabu atau perak, akan tetapi beberapa jenis memiliki kecenderungan untuk mengalami mutasi dengan menghasilkan warna merah, jingga, atau kuning. Fenomena ini pertama kali dicatat pada periode Dinasti Jin (265–420).
Pada masa Dinasti Tang (618–907), kebiasaan dan tren memelihara ikan mas sebagai ikan hias di kolam dan menjadi populer. Mutasi genetik yang didomestikasi manusia menghasilkan warna emas (tepatnya jingga kekuningan). Sedangkan di alam biasanya hanya menampilkan warna kelabu-perak.
Hal ini terjadi karena di alam bebas, mutasi yang menghasilkan warna kuning-jingga ini jarang muncul, karena dengan warna mencolok seperti ini mudah diburu pemangsa. Ikan dengan kamuflase sesuai alamnyalah yang bertahan hidup.
Konon, 0rang Tiongkok mulai membiakkan dan membudidayakan varietas ikan mas hias berwarna emas daripada ikan yang berwarna keperakan, memeliharanya di kolam daripada membiarkannya di sungai atau danau.
Pada masa Dinasti Song (960–1279), upaya domestikasi telah mantap. Pada 1162, seorang Ratu Dinasti Song memerintahkan pembangunan kolam-kolam untuk mengumpulkan ikan mas varietas berwarna merah dan kuning.
Kala itu, masyarakat umum di luar keluarga kerajaan dilarang untuk memelihara varietas warna emas (kuning), karena warna kuning adalah warna kekaisaran Tiongkok.
Mungkin karena hal inilah kini lebih banyak terdapat ikan mas warna jingga dan merah ketimbang warna kuning, meskipun sebenarnya secara genetik ikan mas warna kuning lebih mudah dibiakkan.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), ikan mas hias mulai dipelihara dalam ruangan. Hal tersebut mengarah kepada seleksi mutasi genetik yang menyebabkan beberapa varietas tidak dapat bertahan hidup di kolam luar ruang.
Munculnya warna lain (selain warna merah dan emas) pertama kali dicatat pada 1276. Kemunculan ikan pertama berekor ganda yang indah pertama kali dicatat pada masa Dinasti Ming.
Tahun 1603, konon mulai diperkenalkan ke Jepang. Di mana varietas Ryukin dan Tosakin dikembangkan. Pada 1611, diperkenalkan ke Portugal dan dari sana menyebar ke bagian-nagian lain di Eropa.
Pada tahun 1620-an, mulai disuka dan dianggap bergengsi di Eropa karena sisik kuning metaliknya bagai emas yang melambangkan keberuntungan. Pada saat itu adalah menjadi tradisi bagi seorang suami untuk memberikan hadiah pada ulang tahun perkawinannya yang pertama, sebagai lambang kemakmuran pada tahun-tahun kebersamaan mendatang.
Tradisi tersebut menghilang akibat harganya yang kian murah dan mudah didapatkan, sehingga kehilangan status dan gengsinya. Tahun 1850 an diperkenalkan ke Negara Amerika Serikat.
Berikut Jenisnya:
- Ryukin
Berasal dari Jepang, terkenal akan bentuknya yang lucu. Ciri khasnya karena memiliki tubuh yang pendek dan memiliki punuk serta sirip yang lebar dan besar.
Ryukin sendiri tergolong salah satu jenis yang cukup mahal karena memang cukup sulit ditemukan di Indonesia dan kebanyakan masih diimpor dari luar negeri.
- Lionhead
Lionhead merupakan salah satu jenis yang paling populer di Indonesia. Karakternya yang sangat khas yakni bagian kepala yang dipenuhi gumpalan bak buah berry menjadi daya tarik utama.
- Black Moor
Black Moor tak kalah terkenal dari jenis lainnya. Ciri khasnya adalah warna hitam pekat serta bagian mata yang menonjol.
Warnanya yang kontras membuat sangat cocok dipelihara bersama ikan jenis lainnya.
- Bubble Eye
Dari namanya saja, Toppers sudah bisa menebak bagaimana penampilannya. Memiliki gumpalan seperti balon air pada bagian bawah matanya membuat ikan mas koki ini terlihat sangat lucu dan menggemaskan serta harganya cukup mahal.
- Celestial Goldfish
Celestial Goldfish adalah ikan mas koki yang juga terkenal karena memiliki mata yang menonjol. Namun, yang membuatnya lebih unik adalah tonjolan mata yang menghadap ke atas serta tidak memiliki sirip punggung.
Kedua hal ini membuatnya tak memiliki kemampuan berenang dan penghilatan yang baik.
- Fantail
Fantail alias ekor kipas yang terkenal akan sirip ekor ganda yang terlihat mengembang. Sekilas terlihat tak berebda dengan jenis ikan mas lainnya. Hanya saja bagian ekor yang lebih pendek menjadi ciri khasnya.
- Shubunkin
Ciri khasnya adalah komposisi warna yang lebih kaya. Yakni terdiri dari tiga warna yang umumnya terdiri dari putih, oranye, dan juga cipratan pola hitam pada sekujur tubuhnya.
- Oranda
Oranda sekilas terlihat mirip dengan ikan mas koki jenis Lionhead. Pembedanya adalah bentuk gumpalan yang hanya ada di bagian atas kepala bak konde.
- Mutiara
Jenis ini memiliki tubuh bulat dan membuntal serta sisik bulat-bulat menonjol bak mutiara menjadikan ikan mas mutiara ini terlihat sangat menggemaskan.
- Ranchu
Ranchu punya tampilan yang eksotis, dengan memiliki beberapa warna mencolok. Harga yang ditawarkan biasanya cukup terjangkau untuk bisa memiliki ikan cantik ini.
Ciri ikan mas hias ini tubuh bungkuk, pola sisi mutiara di punggung dan terdapat jambul di kepalanya.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)