Rabu 11 Desember 2024

Defisit APBN Hingga Juli 2020 Capai 2,01 Persen

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dari Januari hingga Juli 2020 mencapai Rp330,2 trilyun atau 2,01 persen persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (25/8/2020). Sri Mulyani mengatakan, defisit tersebut merupakan 31,8 persen terhadap pagu APBN dalam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp1.039,2 trilyun atau 6,34 persen terhadap PDB.

“(Defisit) ini menggambarkan penerimaan mengalami tekanan sedangkan belanja naik akibat Covid-19,” ujar Sri Mulyani.

BACA JUGA: Turun, Pendapatan Negara Hingga Juli 2020 Capai Rp922,2 Trilyun

Sementara realisasi pendapatan negara hingga Juli 2020 mencapai Rp922,2 trilyun yaitu 54,3 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 yaitu Rp1.699,9 trilyun.

Pendapatan tersebut turun 12,4 persen (yoy) dibandingkan periode sama 2019 yaitu sebesar Rp1.052,4 trilyun yang tumbuh 5,8 persen dari Juli 2018.

Pendapatan negara turun karena penerimaan perpajakan terkontraksi hingga 12,3 persen (yoy) yaitu hanya Rp711 trilyun atau 50,6 persen dari target perubahan dalam Perpres 72/2020 Rp1.404,5 trilyun.

Untuk realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yaitu sebesar Rp208,8 trilyun yang terkontraksi hingga 13,5 persen (yoy) dan telah mencapai 71 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp294,1 trilyun.

Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga Juli 2020 tumbuh 1,3 persen (yoy) yaitu sebesar Rp1.252,4 trilyun dari Rp1.236,3 trilyun pada periode sama tahun lalu. Realisasi Rp1.252,4 trilyun tersebut merupakan 45,7 persen dari target perubahan dalam Perpres 72/2020 yaitu Rp2.739,2 trilyun.

Pertumbuhan belanja negara ditunjang oleh belanja pemerintah pusat sebesar Rp793,6 trilyun yang tumbuh 4,2 persen dari periode sama 2019 yakni Rp761,3 trilyun dan 40,2 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 72/2020 Rp1.975,2 trilyun.

Realisasi belanja pemerintah pusat yang tumbuh 4,2 persen didorong oleh belanja bantuan sosial Rp117 trilyun atau 68,6 persen dari target dalam Perpres 72/2020 Rp170,7 trilyun dan tumbuh hingga 55,9 persen.

“Itu dampaknya terhadap defisit APBN sangat besar yaitu di dalam perpres sampai akhir tahun estimasi sebesar 6,34 persen dari PDB dan sampai akhir Juli defisit adalah 2 persen,” kata dia.

(Ageng/ANT)

Berita Terbaru

spot_img