spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Cuitan Donald Trump Bikin Dolar AS dan Harga Minyak Tergelincir

    AMERIKA SERIKAT,FOKUSJabar.id: Cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membuka kemungkinan penundaan pemilihan presiden membuat pasar saham di negara Paman Sam bergejolak. Mata uang negara tersebut, dolar AS mengalami penurunan termasuk harga minyak pada akhir perdagangan Kamis (30/7/2020) waktu setempat atau Jumat (31/7/2020) pagi WIB.

    Melalui cuitan di twitter Kamis (30/7/2020) waktu setempat, Donald Trump menuduh tanpa bukti jika pemungutan suara melalui pos akan membuat pemilihan presiden 2020 sebagai ‘Pemilu yang paling TIDAK AKURAT & CURANG dalam sejarah’.

    “Ini akan sangat memalukan bagi Amerika. Tunda Pemilu sampai orang dapat memilih dengan benar, terjamin dan aman ???” bunyi cuitan sang Presiden dari Partai Republik itu.

    BACA JUGA: Harga Emas Di Pasar Saham AS Jatuh

    Meski demikian, Presiden tidak memiliki wewenang untuk menunda pemilihan. Kongres sesuai Konstitusi Amerika Serikat sudah menetapkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat akan diadakan pada 3 November.

    Tak hanya mendapat kritikan dari berbagai kalangan, cuitan Donald Trump tersebut pun membuat pasar saham di Amerika Serikat pun terpengaruh.

    “Segala bentuk ketidakpastian AS, apakah ekonomi atau politik, adalah alasan untuk menekan tombol jual untuk dolar AS,” kata analis pasar senior di Western Union Business Solutions, Joe Manimbo di Washington.

    fokusjabar.id
    Mata uang. (Ilustrasi/WEB)

    Greenback (julukan uang kertas dolar AS) telah menukik dalam sebulan sejak penyebaran virus corona di seluruh negara bagian AS dan berada dalam kinerja bulanan terburuk dalam satu dekade.

    Data pada Kamis (30/7/2020) menunjukkan, ekonomi AS mengalami kontraksi sebesar 32,9 persen pada kuartal kedua yang merupakan laju paling curam.

    Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim awal untuk tunjangan pengangguran meningkat dari 12 ribu menjadi 1.434 juta yang disesuaikan secara musiman dalam pekan berakhir 25 Juli. Hingga 11 Juli, sebanyak 30,2 juta orang Amerika sudah menerima cek pengangguran.

    “Klaim memberi tahu kami bahwa pemulihan sudah mulai surut,” kata Manimbo.

    Indeks dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terakhir turun 0,38 persen pada 92,995. Ini berada di jalur penurunan sekitar 4,5 persen bulan ini dan akan menjadi kinerja bulanan terburuk sejak September 2010.

    fokusjabar.id
    Ilustrasi (FOTO:WEB)

    Selain mata uang dolar AS, harga minyak pun jatuh pada akhir perdagangan Kamis. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 1,35 dolar AS atau 3,3 persen menjadi 39,92 dolar AS per barel setelah jatuh sekitar lima persen di awal sesi. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman September, kehilangan 81 sen atau 1,9 persen menjadi 42,94 dolar AS per barel.

    Investor pun menjual aset-aset berisiko setelah cuitan Donald Trump meningkatkan prospek menunda pemungutan suara. Tanggal pemilihan AS telah ditetapkan dalam Konstitusi AS, tetapi pernyataan Trump dipandang sebagai serangan terhadap integritas pemilihan yang akan datang dan membuat investor khawatir.

    “Kami memiliki potensi untuk ketidakpastian politik serius di AS jika tanggal pemilihan dipertentangkan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

    Sebagai tanda dampak buruk dari virus corona di Amerika Serikat sebagai konsumen minyak terbesar di dunia, ekonomi negara Paman Sam itu mengalami kontraksi paling tajam sejak Depresi Hebat pada kuartal kedua.

    Produk domestik bruto AS jatuh pada tingkat tahunan 32,9 persen, penurunan terdalam dalam PDB sejak pemerintah mulai mencatat pada 1947. Selain itu, klaim pengangguran mingguan naik, sebuah sinyal jika wabah yang memburuk di seluruh wilayah Amerika Serikat dan menelan korban lebih lanjut pada ekonomi.

    Ancaman potensial terhadap pemulihan permintaan minyak datang ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+, akan meningkatkan produksi pada Agustus dengan menambahkan sekitar 1,5 juta barel per hari ke dalam pasokan global.

    “Pasar sekarang mengawasi produsen AS dan OPEC+ mempertimbangkan rencana untuk meningkatkan sementara permintaan tidak kembali seperti yang kami pikir beberapa minggu yang lalu. Keseimbangan permintaan pasokan bisa membuat kita keluar dari pukulan keras ini,” kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy.

    (Ageng/ANT)

    Berita Terbaru

    spot_img