GARUT,FOKUSJabar.id: Pendidikan Seks Sejak Dini Penting Dilakukan Orangtua, Sering sekali kita mendengar kasus pelecehan seksual terhadap anak terjadi justru di lingkungan terdekat. Banyak pelaku adalah orang dekat, seperti orangtua, saudara, tetangga, teman bermain anak, guru dan lain-lain.
Fenomena seperti ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi kita semua, terutama orangtua. Sebagai pelindung utama, maka menjadi kewajiban untuk menghindarkan dan membentengi anak dari kekerasan seksual.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin..
Sebagian besar para orangtua merasa risi jika membicarakan masalah seks dengan anak. Karena mereka beranggapan, seks adalah hal yang tabu untuk dibicarakan.
Baca Juga: Seksual, Wang Ki Chun Diskors Seumur Hidup
Padahal, seiring perkembangan teknologi informasi, dimana si-anak dapat dengan mudah memperoleh informasi, maka sudah sepantasnya orangtua memeberikan pendidikan seks sejak dini.
Pendidikan seks yang dimaksud meliputi bagian anggota tubuh dan fungsinya, memahami tentang berharganya tubuh mereka sendiri dan mengetahui serta dapat melindungi anggota tubuhnya dari kemungkinan ancaman kekerasan seksual.
Para orangtua wajib memberikan pengertian terkait seks yang tidak sesuai dengan norma susila dan moral. Dengan cara begitu, dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan perilaku seks yang sehat dan mengajarkan pemikiran tentang seks yang bertanggung jawab.
Pendidikan seks sejak dini adalah hal penting dalam tumbuh kembang anak kita, serta termasuk di dalamnya menjawab pertanyaan anak-anak secara jujur dengan mempertimbangkan kematangan dalam usianya ketika mengajukan pertanyaan seputar seks.
Untuk anak berumur 2-3 tahun dimulai dengan menjelaskan nama kelamin mereka dengan benar, sesuai dengan nama yang sebenarnya. Seperti “penis” dan “vagina.” Karena, jika menggunakan kata lain untuk akan membingungkan mereka.
Usia 3-4 tahun mereka mulai bertanya darimana bayi berasal. Tapi mereka belum mengerti mengenai detail dari alat reproduksi tersebut, sehingga jawablah dengan sederhana sesuai dengan usia mereka. “ Ibu memiliki rahim di dalam perut dan di dalam rahim itulah hidup dan membesar hingga akhirnya siap untuk dilahirkan ke dunia.”
5- 6 tahun, pengetahuan secara global bagaimana bayi dibuat dengan cara mengatakan, “ Ibu dan Ayah yang membuat kalian.” Atau dengan penjelasan yang lebih detail, “Bagian sel Ayah yang terkecil, sperma, bertemu dengan bagian sel Ibu yang terkecil, sel telur. Mulai dari pertemuan itulah terbentuk kamu di dalam rahim Ibu.”
Pada usia 6-7 tahun, mulai diberikan pengertian mengenai pengertian dasar dalam hubungan seks. Orang tua dapat mengatakan, “Alam atau Tuhan menciptakan tubuh lelaki dan perempuan yang saling melengkapi seperti permainan puzzle.
Ketika penis dan vagina bertemu, sperma seperti kecebong, akan berenang melalui penis menuju ke sel telur.”
Jelaskan juga pada si-anak apa yang orang tua pikirkan mengenai seks dan hubungan. Sebagai contoh; “Seks adalah salah satu cara orang dewasa untuk mengungkapkan perasaan cinta mereka satu sama lainnya.”
Menginjak 8- 9 tahun kemungkinan besar anak-anak sudah mengetahuinya melalui media dan teman-temannya. Pada usia ini anak bisa menerima penjelasan dasar dalam segala topik termasuk pemerkosaan.
Para orang tua dapat menjelaskan mengenai pemerkosaan. “Pemerkosaan adalah saat seseorang memaksa orang lainnya untuk melakukan hubungan seks dan itu adalah salah.”
Perubahan terjadi ketika si-anak sudah menginjak umur 9-11 tahun. Pada umur itu si-anak mulai memasuki masa puber. Dan pada masa ini mereka telah siap untuk membicarakan seks dan topik terkait seks lainnya yang telah anak lihat pada saat mereka menonton atau mendengar berita di radio, televisi atau media sosial lainnya.
Selanjutnya di umur 12 tahun, si- anak mulai merumuskan nilai dan pengertian mereka sendiri. Jadi lebih sering menanyakan dan membicarakannya agar mereka tetap mendapatkan konteks yang benar dan tepat dari sumber informasi yang benar.
Tapi mesti diingat, jangan melebih-lebihkan dalam penjelasan dan meluapkan kekhawatiran sebagai orang tua. Kemungkinan jika sudah terjadi demikian, anak tidak akan terbuka untuk bercerita pada anda lagi, bukankah hal ini tidak diinginkan?
Sisihkanlah rasa kekuatiran dalam diri orangtua kepada anaknya dengan terus membawa dalam doa, sambil tetap menjalin hubungan dan komunikasi yang akrab dengan anak serta pasangan.
Pendidikan sek secara dini dapat dilakukan orangtua dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, maksimalkan dan efektifkan waktu kebersamaan dengan permainan menebak nama anggota tubuh dan fungsinya.
Permainan ini bisa dilakukan langsung dengan tebak-tebakan antara orangtua dan anak, guru memberi tebakan dan anak menunjukkan anggota badan dan fungsinya, bisa juga dibantu dengan alat peraga, seperti gambar atau boneka.
Kedua, manfaatkan kegiatan merawat anak usia dini sebagai momentum belajar yang efektif. Saat memandikan kita bisa mengenalkan anggota badan anak, saat menemani di toilet kita bisa mengenalkan alat kelamin serta cara menjaganya dan lain sebagainya.
Ketiga, jika anak sakit kita bisa gunakan waktu tersebut sebagai momen untuk memberikan pengetahuan tentang cara merawat tubuh dan menghindarkannya dari penyakit.
Keempat, ajak anak menonton video edukasi tentang pengenalan seks dan pencegahannya. Banyak video seperti itu bisa kita dapatkan di YouTube. Unduh video dan ajak anak nonton bersama dengan pendampingan.
Kelima, beritahu anak bahwa mereka memiliki hak sepenuhnya atas diri mereka dan mereka wajib melindungi tubuh mereka yang berharga dari sentuhan orang lain, kecuali orang tua dan tenaga medis.
Hal ini bisa dilakukan saat meninabobokan anak, menemani makan, menemani mandi, saat anak sakit dan pada momen lain saat anak sedang dekat daan akrab dengan orang tua..
Semoga Bermanfaat!
(Bambang/Berbagai sumber)