BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tata Cara Salat Idul Adha 1441 Hijriyah tahun 2020 tidak berbeda jauh dengan Salat Idul Fitri lalu pasalnya masih dalam kondisi pandemi virus corona.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga melarang Salat Idul Adha berjamaah bagi daerah yang berstatus zona merah penyebaran virus corona. Salat Idul Adha berjamaah di Masjid, Mushala atau di lapangan atau ruang terbuka diizinkan bagi daerah yang penularan virus corona sudah bisa dikendalikan atau berstatus zona kuning dan hijau, dengan aturan protokol kesehatan pada tata cara Salat Idul Adha.
Adapun tata cara Salat Idul Adha di tengah pendemi sesui aturan adalam surat edaran Kementrian Agama Nomor 18 Tahun 2020.
Dikutip dari berbagai sumber beberapa poin penting yang disebutkan di surat edaran dalam tata cara salat Idul Adha di lapangan, masjid, atau ruangan dengan syarat sebagai berikut:
- Menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi penerapan protokol kesehatan di area tempat pelaksanaan
- Melakukan pembersihan dan disinfeksi di area tempat pelaksanaan
- Membatasi jumlah pintu atau jalur keluar masuk tempat pelaksanaan guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan
- Menyediakan fasilitas cuci tangan atau sabun atau hand sanitizer di pintu atau jalur masuk dan keluar
- Menyediakan alat pengecekan suhu di pintu atau jalur masuk
- Jika ditemukan jamaah dengan suhu >37,5’C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan memasuki area tempat pelaksanaan
- Menerapkan pembatasan jarak dengan memberikan tanda khusus minimal jarak satu meter
- Mempersingkat pelaksanaan salat dan khotbah Idul Adha tanpa mengurangi ketentuan syarat dan rukunnya
- Tidak mewadahi sumbangan atau sedekah jamaah dengan cara menjalankan kotak, karena berpindah-pindah tangan rawan terhadap penularan penyakit
BACA JUGA: MUI Larang Salat Idul Adha Berjamaah Untuk Zona Merah
Tata Cara Salat Idul Adha dan bacaannya
- Niat
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى
“Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa”
Artinya: Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah Swt.
- Membaca takbiratul ihram
الله أكبر
Bacalah takbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan.
- Melantunkan takbir sebanyak 7 kali untuk rakaat pertama
Di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
- Membaca surat Al-Fatihah
Kemudian, teruskan dengan membaca surat yang pendek dari Al-Qur’an.
- Rukuk
Rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.
- Melantunkan takbir sebanyak 5 kali untuk rakaat kedua
Pada rakaat kedua sebelum membaca Al-Fatihah, disunahkan takbir sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan.
Di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam) dan di antara tiap takbir disunahkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
- Membaca surat Al-Fatihah, diteruskan membaca surat yang pendek dari Al-Quran
- Rukuk, sujud, dan seterusnya hingga salam
- Setelah salam, disunahkan mendengarkan khotbah Idul Adha
(Antik)