BANDUNG,FOKUSJabar.co id: Ketua Tim Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, uji klinis vaksin sinovac dari Cina masih belum mendapatkan izin Komite Etik.
Hal tersebut mengakibatkan pendaftaran relawan masih belum dibuka meski sudah terdapat beberapa instansi yang mengajukan karyawannya menjadi relawan dalam penelitian tersebut.
“Komite akan rapat, (izin) belum keluar. Komite etik terdiri dari bermacam-macam unsur dari biomolekuler, fakultas kedokteran, hukum. Tujuannya melindungi penelitian agar tidak salah dalam melakukan tindakan,” kata Kusnandi di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Jawa Barat, Senin (27/7/2020).
BACA JUGA: UPI Buka Pendafataran Calon Anggota Komite Audit 2020-2025
Kusnandi mengatakan, keberadaan komite etik mendorong agar penelitian uji vaksin berjalan dengan baik dan bagus. Selain itu, anggota penelitian tidak terjadi apa-apa.
Untuk pengawasan selama uji vaksin, lanjut Kusnandi, akan dilakukan tim dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Pihaknya setidaknya membutuhkan 1.620 orang relawan yang dalam per hari 20 sampai 25 orang di puskesmas akan disuntik.
Sementara Manager Penelitian Lapangan Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadliana mengatakan, pihaknya berharap penelitian sudah bisa dimulai pada awal Agustus untuk memastikan keamanan vaksin. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari vaksin cirus corona tersebut.
“Hari ini dapat (izin) komite etik, kita akan sosialisasi di tiap puskesmas dan koordinasi dengan muspika dan membagikan leaflet dan dialog ke masyarakat,” kata Eddy.
Menurutnya, masyarakat sudah banyak yang menghubungi dan mengajukan diri menjadi relawan. Namun, pihaknya belum membuka pendaftaran sebab izin belum keluar dari komite etik.
“Saat ini sudah banyak masyarakat (mengajukan diri) melalui telepon, tapi kita belum mencatat karena belum ada izinnya. (Relawan) Dari rumah sakit dan perusahaan BUMN,” kata dia.
Eddy mengatakan, para relawan yang akan diuji klinis akan dilengkapi buku catatan untuk melihat perkembangan kesehatannya. Pihaknya pun akan memantau relawan tersebut tiap bulan.
“Setiap dia sakit, apapun itu, harus dicatat dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Kami ada tim survailance yang menelepon subjek terkait kondisinya, sehat tidak. Kalau sakit dirawat dimana dan minum obat apa. Nanti di akhir penelitian kita akan tahu manfaat vaksin,” ujar Eddy menjelaskan.
Lebih lanjut Eddy mengatakan, masyarakat yang ingin mendaftar dipersilakan namun tidak boleh ada paksaan. Penelitian uji klinis vaksin tersebut diharapkan selesai Desember dan secara keseluruhan pada Maret hingga April 20201 mendatang.
Sebelum disuntik, relawan akan dilakukan terlebih dahulu swab tes atau rapid tes untuk memastikan terinfeksi virus corona atau tidak.
(Yusuf Mugni/Ageng)