Kamis 12 Desember 2024

Bawang Merah Dijadikan Komoditas Unggulan Kota Banjar

BANJAR, FOKUSJabar.id: Bawang merah sudah menjadi sumber penekan inflasi di wilayah Priangan Timur. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar, Jawa Barat, akan mengembangkan komoditas ini di Kota Banjar.

“Seperti kita ketahui, bawang merah sudah menjadi penekan inflasi di Priangan Timur dalam 10 tahun terakhir,” ujar Kepala Perwakilan (KPw) BI Tasikmalaya, Heru Saptaji seusai acara ‘Peresmian Klaster Bawang Merah dan Penyerahan Program Sosialisasi Bank Indonesia (PSBI)’, Rabu (22/7/2020).

BI akan mengembangkan sentra bawang merah di Kota Banjar sebagai potensi ekonomi wilayah. BI pun akan menciptakan petani-petani yang ‘berilmu’ di Kota Banjar.

“Kita melihat komoditas ini cocok untuk bisa dibudidayakan disini dan bisa menjadi salah satu penyumbang kemandirian ekonomi bagi Kota Banjar,” ujar dia.

Sebelumnya, lanjut Heru, kawasan Priangan Timur lebih banyak mendatangkan komoditas bawang ini dari wilayah Brebes, Jawa Tengah. Pihaknya pun secara khusus mendatangkan ahli trading center di Brebes sebagai mitra BI Tegal, Hadi Utomo dan Mudasir, untuk berbagai pengetahuannya dengan para petani di Kota Banjar.

“Pak Hadi dan Pak Mudasir sengaja kita undang kesini untuk bersama-sama dengan Pemkot Banjar mengembangkan bawang merah sebagai salah satu komoditas unggulan Kota Banjar,” ujar Heru.

BACA JUGA: Intensif Terlambat, Nakes Kota Banjar Mulai Bergumam

Dengan potensi lahan cukup luas sekitar 25-35 hektare di Kota Banjar, bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengembangkan komoditas ini. Dengan sinergi program bersama Pemkot Banjar, pihaknya yakin permasalahan ekonomi dan kesejahteraan warga akan lebih baik sekaligus menjadi penekan inflasi.

FOKUSJabar.id Pemkot Banjar
Walikota Banjar saat melakukan Penanaman Bawang Merah. (FOKUSJabar/Budiana)

Dengan kehadiran dua orang pakar dari Brebes, Jateng, diharapkan bisa menjadi pendamping para petani dalam pengembangan komoditas. Sehingga produktifitas dan keberhasilan budidaya ini meraih pencapaian yang tinggi.

“Kita bisa menciptakan petani-petani pakar, petani ilmu, petani bawang yang memiliki basis pengetahuan. Bukan sekedar otodidak, bukan sekedar pemahaman ilmu dari dulu-dulu tapi sudah dalam pendekatan inovasi termasuk pendekatan dalam pengelolaan. Semoga ini menjadi awal yang baik dan kita bisa mengembangkannya bersama-sama pemkot,,” kata dia.

Sementara Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih mengatakan, kerjasama dengan BI Tasikmalaya layaknya gayung bersambut. Ini karena kota Banjar merupakan kota agropolitan untuk pengembangan bawang, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Banjar.

“Sekarang baru dua hektar, potensinya masih ada sekitar 35 hektare dan dua tahun harus selesai. Ini bisa berkontribusi tinggi terhadap inflasi. Alhamdulillah, inflasi Kota Banjar 1,6 persen berkat kerjasama setiap daerah di Priangan Timur serta bimbingan Pak Heru. Sebelumnya, wilayah Priangan Timur ini ketiga tertinggi tapi sekarang menjadi yang paling rendah dan paling baik di Jawa-Bali,” kata Wali Kota.

(Budiana/Ageng)

Berita Terbaru

spot_img