TOKYO, FOKUSJabar.id: Olimpiade Tokyo kemungkinan akan mengalami perpanjangan penundaan jika virus corona bermutasi menjadi patogen yang lebih kuat. Hal tersebut diungkapkan penasihat bidang kesehatan pemerintah Jepang, Kiyoshi Kurokawa, Rabu (15/7/2020).
Kemungkinan tersebut disampaikan berkaitan dengan lonjakan jumlah pasien baru-baru ini di Tokyo. Lonjakan tersebut disinyalir karena kegagalan untuk tetap berpegang pada pedoman kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
“Saya pikir virus bermutasi setiap saat, mungkin akan menjadi virus yang jauh lebih kuat dan memicu gelombang (pandemi) kedua. Olimpiade mungkin ditunda lagi, tetapi saya tidak bisa memprediksi,” ujar Kurokawa seperti dilansir Reuters.
Kurokawa, yang sempat menjabat penasihat sains kabinet Jepang 2006-2008, sudah memberi masukan pada pemerintah tentang pandemi virus. Termasuk apa yang terjadi dengan lonjakan korban di Tokyo belakangan ini.
BACA JUGA: Lanjutan Liga 1 2020, 13 Tim Ajukan Stadion Kandang
“Menurut saya, itu adalah insiden kecil yang terjadi di Tokyo. Kasus baru adalah karena orang tidak mematuhi rekomendasi kesehatan. Tetapi jika itu terjadi karena ada mutasi, maka itu adalah cerita yang sama sekali berbeda. Hal itu bisa terjadi di mana saja di dunia,” tegas Kurokawa.
Sebelumnya, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan, Olimpiade harus berlanjut tahun depan sebagai simbol persatuan dunia dalam mengatasi coronavirus. Olimpiade Tokyo 2020 semula dijadwalkan dimulai bulan ini, tetapi ditunda sampai 2021 karena pandemi Covid-19.
Lonjakan infeksi di Tokyo, yang menyumbang lebih dari sepertiga dari 23 ribu lebih kasus di Jepang, telah mendorong reaksi terhadap kampanye promosi pariwisata domestik. Kurokawa mengatakan, pihak berwenang berusaha menyeimbangkan prioritas.
“Menurut saya, salah satu kekhawatiran pandemi ini adalah bagaimana caranya mencegah penyebaran infeksi virus ini. Sisi lain dari masalah ini adalah bagaimana tetap bisa mempromosikan ekonomi. Banyak orang kehilangan pekerjaan,” tuturnya.
“Pemerintah masih berusaha secara hati-hati untuk bisa melaksanakan dua prioritas itu secara seimbang,” pungkasnya.
(ars/ant)