BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sebanyak 9,25 persen siswa di Kota Bandung terkendala sarana penunjang selama 4 bulan menjalani kegiatan belajar mengajar dengan konsep Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam jaringan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung meminjamkan perangkat sekolah. Seperti laptop bagi siswa kurang mampu dan yang tidak memiliki HP.
“Karena sekolah sendiri punya sampai 100 laptop. Misalnya ada siswa yang tidak punya, jadi didistribusikan saja kepada siswa yang tidak punya alat,” kata Kasi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto di Balai Kota, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/7/2020).
“Jadi kita data berapa banyak siswa yang tidak punya alat, kemudian kita kirimkan dan orang tua siswa harus menandatangani berita acara peminjaman alat,” tambahnya..
Selain itu, lanjut Bambang, pemerintah membantu siswa dan guru untuk membeli paket internet. Yakni dengan memakai dana BOS.
BACA JUGA: Mahasiswa UIN SGD Bandung Ciptakan Hand Sanitizer
“Dana bos bisa digunakan siswa dan guru untuk operasional PJJ, seperti mereka yang tidak bisa beli kuota,” terangnya.
Selain itu, selama menjalani pembelajaran jarak jauh, Disdik Kota Bandung mencatat sebanyak 8,35 persen guru TK sampai SMK yang umurnya 50 tahun ke atas terkendala dalam proses belajar mengajar secara daring.
“Misalnya, ada guru tidak bisa mengoperasikan Webinar,” tuturnya.
Untuk itu, Disdik menyiapkan training atau pelatihan webinar kepada guru-guru di Kota Bandung. Sehingga pada PJJ Jilid 2 diharapkan seluruh guru sudah siap.
Sementara itu, sebanyak 3,2 persen orang tua merasa terbebani dengan metode PJJ dan 4,8 persen siswa kurang pendampingan orang tua selama PJJ.
(Yusuf Mugni/ars)