BANDUNG, FOKUSJabar.id: Puluhan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar Unjuk Rasa (Unras) di halaman Mapolda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Kamis (2/7/2020).
Unras tersebut merupakan Aksi solidaritas terhadap anggota PMII Pamekasan Madura yang cedera akibat hantaman anggota polisi sewaktu Unras di Kantor Pemkab Pamekasan pada 25 Juni 2020 lalu. Masa PMII waktu itu menggelar unjuk rasa terkait galian tambang yang di prediksi ilegal.
“Aksi kali ini merupakan aksi solidaritas terhadap sahabat-sahabat kita di Pamekasan yang sepekan kebelakang menjadi korban kekerasan oleh oknum kepolisian yang tidak bertanggung jawab,” ujar Koordinator Aksi, Acep Jamalaudin ditemui di lokasi.
Acep melanjutkan, PMII merupakan organisasi mahasiswa yang selalu menjaga nama baik negara. Dan selama ini kata dia, tidak pernah bertentangan dengan nilai-nilai dan idiologi negara.
“Kita sampaikan kalau PMII merupakan organisasi mahasiswa nasional yang besar, yang tidak pernah bertentangan dengan nilai-nilai dan idiologi negara, maka kita ada untuk menjaga keutuhan dan amanah negara,” ungkap Acep.
BACA JUGA: Soal Tower Tak Berizin, PMII Layangkan Surat Audiensi
Atas prilaku kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian di Pamekasan tersebut, pihaknya menganggap Polisi telah mencederai nilai-nilai negara dan tidak ramah Hak Asasi Manusia (HAM).
“Seharusnya Polisi dalam peran keamanan negara memberikan contoh dalam menjaga nilai-nilai dasar negara, serta paham betul dalam berkehidupan bernegara dan menjalankan nilai-nilai Hak Asasi Manusia,” tegasnya.
Dalam aksinya itu, PMII menuntut 6 poin. Di antaranya, meminta Kapolri untuk menindak tegas oknum kepolisian yang melakukan pemukulan terhadap kader PMII di Pamekasan, meminta Kapolda untuk menyampaikan kepada Kapolri agar mengambil langkah-langkah yang manusiawi ketika melakukan pengamanan Unras.
Polri harus melakukan transformasi aturan ramah HAM pada Hut ke 74, usut tuntas segala bentuk intimidasi dan kekerasan pelanggaran HAM terhadap aktivis lingkungan, berlakukan aturan tegas terhadap oknum kepolisian yang tidak menghargai nilai-nilai kemanusiaan, serta meminta Kapolri menarik mundur aparat kepolisian dari lingkungan kampus.
Sementara itu, meski sempat meminta audiensi dengan Kapolda Jabar, namun masa PMII gagal bertemu langsung.
“Harapanya dalam aksi kali ini kita bisa ketemu langsung dengan Kapolda untuk menyampaikan tuntutan kita secara langsung, namun sampai sore ini kita tidak mendapat tanggapan, hari esok kita akan turun kembali sampai Kapolda mau menerima tuntutan kita langsung,” pungkasnya.
(Asep/Bam’s)