spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    Gagal Proses PPDB, Siswa Ini Miliki 700 Penghargaan Pretasi

    JAKARTA, FOKUSJabar.id : Aturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini sangat membingungkan pasalnya, siswa pemilik 700 lebih penghargaan prestasi gagal dalam proses PPDB untuk melanjutkan tingkatan sekolahnya. 

    Faktor usia disebut-sebut menjadi penyebab gagalnya Aristawidya tidak masuk dalam PPDB 2020 untuk melanjutkan sekolahnya.

    “Arista sudah coba jalur prestasi, tapi gagal sebab aturannya mengharuskan penghargaan yang diraih dalam dua tahun terakhir,” kata nenek Arista, Siwi Purwanti di Jakarta, Kamis (2/7/2020).

    Remaja dengan segudang prestasi ini tinggal di Rumah Susun Jatinegara Kaum, Pulo Gadung Jakarta Timur.

    Dari pantaun wartawan dinding ruangan tempat tinggal berukuran 8 x 4 meter persegi dihiasi berbagai karya Arista berupa seni lukis bertema anak-anak hingga pemandangan alam.

    Di antara puluhan lukisan terselip sejumlah pigura kaca yang membungkus frame foto Arista bersama sejumlah tokoh nasional seperti Gubernur DKI Anies Baswedan, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Almarhum Ani Yudhoyono, hingga BJ Habibie.

    Di sudut ruang tamu terdapat rak kayu bertingkat lima yang penuh dengan piala hingga plakat penghargaan yang pernah diraih Arista.

    Dari sekian banyak penghargaan, terdapat setidaknya dua piala yang membuat anak yatim piatu itu bangga, yakni juara III Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional di Istana Cipanas dan juara I Festival Lomba Seni Kementerian Perhubungan.

    “Dua penghargaan itu diraih Arista saat dia masih kelas lima SD. Saat itu memang dia aktif sekali ikut lomba. Setiap pekan pasti ikut lomba dan juara,” kata Siwi.

    Namun sejak Arista duduk di bangku SMP, kegiatan lomba mulai jarang diikuti dan lebih aktif berorganisasi sosial untuk mengajar seni lukis kepada anak jalanan dan pengunjung Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA).

    “Itulah sebabnya anak saya tidak lolos dalam seleksi prestasi non akademik. Walaupun nilai rata-ratanya 81,72,” katanya.

    BACA JUGA : PPDB Jalur Zonasi di Kota Bandung, Website Sulit Diakses

    Upaya lain pun ditempuh melalui jalur afirmasi Kartu Jakarta Pintar (KJP), zonasi, dan jalur prestasi akademik, tapi kandas akibat faktor usia.

    Arista hingga Kamis ini telah berusia 15 tahun, delapan bulan, tiga hari. Namun sejak faktor umur menjadi acuan utama PPDB, Arista kalah saing dengan siswa yang umurnya lebih tua.

    “Yang paling banyak diterima justru peserta yang usianya 16 tahun, malah ada yang 19 tahun,” katanya.

    Sementara untuk menempuh pendidikan swasta, kata Siwi, diperlukan biaya mahal.

    “Kakek dan nenek saya pensiunan. Saya biasanya dapat uang dari hasil jualan lukisan. Pernah dibeli oleh pejabat negara dua lukisan laku Rp10 juta,” kata Arista.

    (AS/ANT)

    Berita Terbaru

    spot_img