Kamis 12 Desember 2024

Tanggulangi HIV/AIDS, KPA Banjar Siapkan Anggaran Rp150 juta

BANJAR,FOKUSJabar.id: Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar menyiapkan anggaran Rp150 juta untuk penanggulangan Orang Dengan HIV/AIDS. Demikian disampaikan Pengelola Program KPA Kota Banjar Syahid Burhani, Rabu (1/7/2020). Anggaran tahun 2020 naik Rp50 juta dari tahun sebelumnya yang hanya Rp100 juta. 

“Semua biaya pengobatan untuk ODHA itu gratis. Namun mereka enggan berobat. Mungkin karena banyak faktor,” kata Syahid. 

BACA JUGA: Pengamen Ciamis Gelar Tes HIV/AIDS di Terminal

Sementara itu, Ketua Harian KPA sekaligus Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana mengatakan, jumlah ODHA di Kota Banjar tercatat sebanyak 331 orang dan enam orang lainnya meninggal dunia. 

Dari 331 orang ODHA, 128 di antaranya menjalani pengobatan ( On ARV) dan sisanya tidak menjalani pengobatan. Validasi data ODHA dari Dinkes (Dinas Kesehatan) ini sangat penting untuk penanganan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Banjar. Di tengah Covid-19 ini, masalah HIV tidak kalah penting untuk ditanggulangi, terlebih sama-sama menular, bahkan membahayakan masyarakat.

“Jangan diabaikan, tetap harus ditanggulangi meski konsentrasi pemerintah seolah hanya ke percepatan penanggulangan Covid-19,” kata Nana. 

Tantangan terbesar bagi pemerintah maupun pegiat HIV/AIDS, kata dia, adalah bagaimana memberikan penyadaran kepada ODHA agar mau berobat. Dia menduga bahwa mereka terbentur stigma hingga membuat sebagian ODHA enggan berobat dan itu membahayakan diri sendiri. 

“Jangankan berobat untuk HIV, kemarin kita gelar tes swab Covid-19 saja banyak yang kabur, padahal gratis. Dari contoh ini, betapa pentingnya koordinasi satu sama lain untuk mencari jalan terbaik dalam merangkul ODHA agar mau berobat,” kata dia.

Adapun data yang dimilikinya, pihaknya akan menggunakan sebaik mungkin untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, seperti faktor tidak mau berobat, ekonomi hingga faktor lainnya. 

“Data ini tidak untuk dipublikasikan, tetapi untuk penanganan lebih lanjut. Kita harus jemput bola. Kalau jumlah ODHA banyak dan yang berobat sedikit, kan bahaya. Mumpung masih ratusan, mari kita bergerak bersama,” kata Nana. 

(Budiana/LIN)

Berita Terbaru

spot_img