Jumat 13 Desember 2024

Ketua Komisi I DPRD Jabar Ajak Milenial Tumbuhkan Nilai Pancasila

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman mengajak generasi muda kembali menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila, kata dia, harus dijadikan cara hidup seluruh anak bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Dan itu bisa dimulai dari hal-hal sederhana,” kata Bedi membahas ‘Implementasi Nilai-Nilai Pancasila.

Bedi mengatakan bahwa Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia telah berkembang alamiah dari perjalanan panjang sejarah, berisikan pandangan hidup, karakter dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Soal Pancasila, Rachmawati Tolak RUU HIP

Nilai luhur itu, seperti semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri.

“Tahun 1960 Presiden Soekarno menyampaikan pidato bertajuk ‘To Build A World The New’ atau Membangun Dunia Kembali. Hebatnya, dalam pidato tersebut Soekarno mengucapkan salam ‘Assalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh. Bahkan dalam mukadimahnya juga ditulis petikan surat Al Hujurat ayat 13,” kata dia.

Ini adalah kebanggan bagi bangsa Indonesia, karena Presiden Soekarno menawarkan Pancasila pada dunia di tengah kondisi dunia sedang terbelah menjadi dua blok, yakni iberal kapitalis di blok barat dan sosialis komunis di blok Timur.

“Dengan percaya diri Bung Karno menegaskan kami tak akan mengikuti dua blok itu, karena kami memiliki pandangan sendiri yakni Pancasia,” kata Bedi.

Bedi menambahkan bahwa pidato Soekarno tahun 1960 bukan macan kertas. Terlebih lima  tahun sebelumnya (1955) telah dilakukan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menghasilkan Dasasila Bandung.

KAA ini, kata Bedi, menjadi inspirasi bagi negara-negara di kawasan Asia Afrika untuk meraih kemerdekaan dan mengikuti gerakan non blok seperti yang diserukan Soekarno.

“Hikmahnya untuk generasi milienal, bila kita berjuang atas mana Pancasila maka persatuan adalah kata kuncinya. Kata persatuan memang mudah diucapkan tapi sesungguhnya berat dilaksanakan,” kata dia.

Para tokoh yang berjuang untuk mempersatukan satu bangsa, bahkan menyatukan antar bangsa, harus memahami relung-relung jiwa, nilai-nilai yang mereka yakini, serta mental yang sabar dan bijaksana.

Intinya, kata Bedi, dia harus cerdas secara intelektual dan spiritual, seperti halnya Soekarno untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia dan KAA 1955.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img