Jumat 13 Desember 2024

Siapkan Regulasi, KKP Genjot Produksi Ikan Kobia

JAKARTA, FOKUSJabar.id: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mengkaji sejumlah regulasi guna menggenjot produksi komoditas perikanan ikan kobia. Komoditas ini diharapkan meningkat untuk pasokan domestik maupun pasar ekspor.

“Ada 29 regulasi yang sudah dan sedang kita review, ini tentu untuk memastikan agar masyarakat merasa aman dalam berusaha tanpa terkungkung aturan yang memberatkan,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).

Menurut dia, KKP tengah mempersiapkan upaya-upaya untuk mempercepat pengembangan budi daya ikan kobia di masyarakat.

Untuk merealisasikan hal tersebut, tahun ini KKP berencana mengembangkan komoditas baru ini di tiga wilayah. Yakni Kepulauan Seribu, Lampung, dan Kepulauan Riau.

BACA JUGA: Pelaku Kuliner Didorong Beradaptasi Pada Masa Normal Baru 

Edhy mengatakan budi daya laut memiliki potensi ekonomi yang besar. Sehingga diharapkan komoditas ikan kobia dapat dikembangkan untuk mendorong kontribusi bagi ekonomi masyarakat dan devisa ekspor.

“Ikan kobia dengan berbagai keunggulannya punya potensi besar untuk dikembangkan. KKP tentu akan berupaya untuk mendorong ini termasuk bagaimana membangun pasarnya. Saya berharap nanti budi daya ikan ini memberikan multiplier effect terhadap bisnis ikutan yang bisa berkembang di masyarakat mulai perbenihan, sarana prasarana produksi dan usaha lainnya,” tuturnya.

Menteri Edhy pun menegaskan komitmen KKP untuk memberikan kemudahan akses guna menumbuhkembangkan usaha di bidang perikanan budi daya.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, dalam lima tahun ke depan pengembangan budi daya laut harus melakukan transformasi ke arah pengelolaan yang berbasis WPP (wilayah pengelolaan perikanan).

Menurut Slamet, pengelolaan berbasis WPP akan memungkinkan pemanfaatan potensi yang lebih terukur, terintegrasi dan adanya penguatan kelembagaan yang kuat.

Slamet juga menyampaikan, saat ini KKP tengah melakukan pemetaan target kawasan pengembangan ikan kobia dan juga action plan (rencana aksi) dalam jangka pendek.

Sementara pelaku usaha CEO Sillyfish Indonesia, Rika Puspita menyatakan, upaya yang dilakukannya yakni melakukan branding premium pada produk olahan ikan kobia dan membangun jaring pasar di luar negeri.

Rita memproyeksikan pasar produk ikan kobia akan terus naik seiring meningkatnya preferensi konsumen.

“Kita ingin ikan kobia ini tetap premium, sehingga nilai tambahnya juga bisa lebih besar dirasakan pembudi daya. Keunggulan yang menonjol kobia hasil budi daya ini yakni tidak bau amis, daging putih dan rendah kadar histamin. Ini yang akan terus kita kampanyekan,” tegasnya.

(ars/ant)

Berita Terbaru

spot_img