Kamis 12 Desember 2024

Inggris Cabut Aturan Karantina 14 Hari Untuk Pendatang

LONDON, FOKUSJabar.id: Pemerintah Inggris akan mencabut aturan wajib karantina selama 14 hari untuk pendatang dari negara dengan risiko Covid-19 rendah. Kebijakan tersebut diungkapkan otoritas terkait pada Jumat (26/6/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters.

Selain itu, pemerintah setempat pun akan melonggarkan beberapa anjuran perjalanan ke beberapa wilayah dan kawasan di luar Inggris. Perubahan tersebut akan memudahkan warga Inggris berlibur ke luar negeri saat libur musim panas.

Pelonggaran tersebut merupakan langkah terbaru negara Ratu Elizabeth setelah menetapkan status darurat untuk menekan penularan Covid-19. Pasalnya, sejumlah menteri berusaha mengurangi dampak wabah terhadap perekonomian Inggris.

BACA JUGA: Malaysia sudah Pulangkan 2.500 WNI Ilegal 

Sebuah panel yang terdiri dari para ahli, akan menetapkan tiga kategori untuk para pendatang dari luar negeri. Pendatang dari negara yang masuk kategori hijau dan kuning, tidak wajib menjalani karantina mandiri selama 14 hari saat mereka tiba di Inggris.

“Sistem penilaian risiko baru ini akan membantu kami membuka sejumlah rute perjalanan ke berbagai negara di dunia dengan hati-hati,” ujar juru bicara pemerintah.

“Kami tidak akan ragu untuk kembali mengerem jika risiko penularan penyakit kembali muncul,” tambahnya.

Sementara aturan wajib karantina masih tetap berlaku untuk pendatang dari negara yang masuk kategori merah.

Pemerintah Inggris memberlakukan aturan wajib karantina pada 8 Juni. Kebijakan dikritik keras pelaku usaha penerbangan, pengelola bandara, dan sektor pariwisata yang mengatakan aturan wajib karantina dapat menghambat perjalanan ke luar negeri. Aturan itu berlaku saat mereka berharap perekonomian dapat kembali pulih.

Daftar masing-masing kategori akan diumumkan pemerintah minggu depan. Kebijakan tersebut diharapkan berlaku satu minggu setelahnya.

Penyusunan daftar tersebut didasari sejumlah faktor. Di antaranya tingkat penularan Covid-19, jumlah kasus positif, dan tingkat kepercayaan data.

Inggris mengatakan pihaknya akan membahas rencana itu dengan negara lain seperti Prancis, Yunani, dan Spanyol.

Kementerian Luar Negeri, rencananya akan mengumumkan daftar negara dengan risiko penularan rendah pada pekan depan.

(ars/ant)

Berita Terbaru

spot_img