Kamis 12 Desember 2024

Hubungan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar Tidak Harmonis

BANJAR, FOKUSJabar.id: Hubungan Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih dan Wakilnya Nana Suryana terkuak tidak harmonis. Hal itu terlihat saat Nana merasa terhina dengan pernyataan Ade Uu yang meminta agar bendera PDIP diturunkan.

Saat itu Ade meminta bendera PDIP diturunkan terlebih dahulu karena akan ada aksi unjukrasa terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP). 

Untuk diketahui, Ade Uu Sukaesih adalah Ketua DPD Golkar dan Nana Suryana adalah Ketua DPC PDIP Kota Banjar.

Saat dikonfirmasi Nana mengatakan bahwa partainya bukan golongan pemecah bangsa, partainya sama dengan yang lain, yakni selalu menjaga kondusifitas, serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Silakan dilihat yang hari Rabu (24/6) lalu mengikuti demo itu siapa sebenarnya?” kata Nana ditemui di Sekretariat DPC PDIP Kota Banjar, Sabtu (27/6/2020).

BACA JUGA: Wali kota Tasikmalaya Melarang Silaturahmi Saat Lebaran

“Apalagi kalau sekjen di partainya mengeluarkan kalimat yang tidak enak pada waktu itu ‘Tidak membiarkan PKI berkeliaran di Kota Banjar’. Loh!  emang ada PKI di Kota Banjar, kan tendensius dong, nggak ada PKI di Kota Banjar, berarti ikut mem-PKI-kan PDI,” kata Nana menambahkan. 

Di depan Kapolres Banjar AKBP Melda Yenny, Nana pun mempertanyakan maksud dari kata ‘tidak akan membiarkan PKI berkeliaran di Kota Banjar’

“Saya tersinggung, memang di Banjar ada PKI?. Kalau seperti ini memang saya tidak harmonis dengan beliau (wali kota),” kata dia. 

Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kota Banjar yang juga Wakil Wali Kota Banjar itu mengaku tersinggung saat ada permohonan dari Wali Kota Banjar untuk membuka terlebih dahulu bendera PDIP karena ada aksi unjukrasa RUU HIP. 

“Yang membuat saya tersinggung itu karena adanya permohonan dari Wali Kota kepada saya (sebagai Ketua DPC PDIP) untuk menurunkan dulu bendera partai saya hari ini (karena ada demo penolakan RUU HIP) dan dipasang kembali setelah demo selesai. Kan penghinaan,” kata dia. 

Dengan adanya insiden tersebut, pihaknya khawatir DPC PDIP di luar Banjar bereaksi. Di pemerintahan, kata dia, dirinya memang sebagai wakil, tetapi sebagai ketua partai tidak bisa diatur ketua partai lain. 

“Saya pasti mempertaruhkan marwah partai dan saya tegaskan bahwa permohonan itu saya tolak,” kata Nana/ 

Untuk diketahui, Nana bertolak ke Polres Banjar adalah untuk silaturahmi sekaligus menyerahkan pengaduan terkait pembakaran bendera PDIP di Jakarta. Hal itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas mejaga marwah PDIP.

(Budiana/LIN)

Berita Terbaru

spot_img