BANDUNG, FOKUSJabar.id: Merawat hewan peliharaan, terutama Ular Pyton Albino yang terbilang ekstrem, sebenarnya tidak sulit. Yang terpenting, mengetahui bagaimana memperlakukan binatang ini secara benar.
Memperlakukan reptil dengan tidak benar akan membuat mereka menjadi ganas. Namun jika disayang dan dirawat dengan baik, reptil berdarah dingin ini bisa berteman dengan pemeliharanya.
“Saya memelihara ular pyton albino sejak kecil. Papa yang awalnya suka. Karena papa bosan, akhirnya ganti saya yang pelihara reptil,” ujar salah seorang kolektor reptil, Alvano Yudistira.
Saat ini, Alvano yang ular sejak kecil ini mengaku telah memiliki berbagai hewan reptil. Mulai dari ular sampai iguana. “Kalau main reptil, mulai sekitar tujuh tahun lalu. Tetapi yang benar-benar menekuni sekitar 2014,” tambahnya.
Saat ini, Alvano sudah memiliki sekitar 10 ular indukan dan 15 ular venom yang biasanya diikutkan kontes di berbagai daerah. Mulai dari Surabaya, Gresik, Malang, Bali, Yogyakarta, Solo, dan lain-lain.
“Kontes yang dimenangkan ada banyak kategori. Ada yang khusus kelas jumbo dan yang khusus ular berbisa,” terangnya.
BACA JUGA: Angka Penularan Covid-19 di Kota Bandung Masih Fluktuatif
Dalam kompetisi, lanjutnya, yang bisa menjadi penilaian diantaranya keunikan corak, warna, kebugaran badan, dan kejinakannya. Alvano pun menyebut jika merawat ular terbilang mudah. \
“Yang perlu diperhatikan itu sirkulasi udara, harus baik. Kalau ada kotoran, ya dibersihkan karena mereka tidak nyaman,” ungkapnya. Dalam memelihara ular, ia membedakan area untuk ular indukan dan berbisa.
“Kedua jenis itu saya pisahkan areanya. Ularnya juga macam-macam. Ada ular pyton, kobra, derik, sebagainya. Usianya juga beragam, ada yang empat sampai tujuh tahun,” paparnya.
Ia menambahkan, biaya merawat hewan-hewan ini semua tergantung pemilik. “Kalau mau dibuat hemat ya hemat, dibuat boros ya boros.
Ditinggal berpergian beberapa hari, mereka tetap aman meski nggak dikasih makan, selama masih ada air minum,” ujar Alvino. Biasanya, lanjutnya, dalam seminggu ia menghabiskan Rp 1 juta untuk pakan ular indukan.
Sedang ular vendom berkisar Rp 200.000. Karena memelihara di pemukiman penduduk, maka Alvano pun seoptimal mungkin menjaga agar ular tidak sampai keluar kandang.
“Harus safety. Ketika memberi makan atau membersihkan, harus pakai alat dan dikagetkan dulu. Meskipun sudah dipelihara sejak kecil, mereka tetap hewan buas. Karena itu tetap berhati-hati,” pungkasnya.
Bisa dirawat pemula Terpisah, Gunardi Wijaya, warga Ngagel Madya Kota, Surabaya, mengaku sudah lebih dari 1 tahun merawat hewan gecko.
Hingga saat ini, ia dibantu dua karyawannya, merawat sedikitnya 250 ekor hewan leopard gecko. Menurutnya, teknik merawat leopard gecko terbilang mudah, bahkan dapat dilakukan oleh pemula.
Ini karena gecko termasuk binatang yang tenang dan tidak perlu perhatian ekstra, terutama untuk dikembangbiakkan.
“Semudah apapun harus selalu ingat dalam memberi makan, membersihkan kandang, dan menyiapkan keperluan gecko,” ucap Gunardi, yang awal mendapat hewan ini dari temannya dengan membeli Rp 300.000.
Kandang dibuat berbentuk kotak dengan bahan dasar plastik, dengan syarat tidak memasukkan dua gecko pejantan dalam satu kandang karena akan berkelahi.
“Umumnya alas menggunakan kertas putih, jika ingin mempercantik dengan hiasan usahakan tidak menggunakan alas yang mengandung extrak, seperti pasir kucing, ” tambahnya.
Gunardi menyarankan, memberi makan gecko sebaiknya 2 kali dalam seminggu, diberi kalsium setiap selesai makan dan memberi minum secukupnya, Selain itu, gecko tidak dijemur di bawah terik sinar matahari.
“Tidak mahal, saya hanya mengeluarkan Rp 40.000 untuk biaya makan 250 ekor selama seminggu,” terangnya.
(Nendy/surya.co.id)