BANDUNG, FOKUSJabar.id: Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, koperasi harus mampu menjadi solusi pembiayaan bagi anggotanya di masa pandemi Covid-19. Khususnya pelaku usaha mikro dan ultra mikro.
“Saya ambil contoh di pasar-pasar tradisional, ketika para pedagang membutuhkan modal yang selalu hadir adalah kelompok rentenir,” ujar Teten di Kota Bandung.
Padahal, lanjut Menkop, transaksi perdagangan di pasar tradisional sudah dimulai sejak tengah malam.
“Rentenir paham betul kebutuhan modal pelaku usaha di pasar tradisional. Nah, tugas koperasi termasuk BMT yang harus masuk ke sana,” tambahnya.
BACA JUGA: Regulasi Distribusi Pangan via Daring Minim Sosialisasi
Karena itu, pihaknya berharap koperasi syariah atau BMT bisa menjadi lembaga kredibel yang memahami problem keuangan masyarakat kecil.
Teten menekankan, koperasi atau BMT harus juga memahami kebutuhan pelaku usaha anggotanya dengan memberikan kemudahan dalam memperoleh akses pembiayaan.
“Koperasi atau BMT harus menjadi solusi masalah keuangan anggotanya, khususnya pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Mereka butuh pembiayaan yang mudah. Percuma murah kalau sulit diakses,” terang Teten.
Teten menginginkan, ke depan seluruh pembiayaan UMKM melalui koperasi. Dengan catatan, seluruh koperasi yang bergerak di sektor simpan pinjam (KSP) berkinerja dan berpredikat baik.
“Saya akui, meski KUR jumlahnya besar dan berbunga sangat murah, namun tidak mudah bagi UMKM mengaksesnya,” tuturnya.
Selain itu, Teten mendorong koperasi dan seluruh anggotanya untuk masuk ke sektor-sektor unggulan. Seperti komoditas pangan, perikanan, perkebunan, dan sebagainya.
Dalam catatannya, 98 persen sektor perikanan dimiliki UMKM. Begitu pun dengan komoditas kopi, di mana 95 persen masih merupakan usaha rakyat.
“Koperasi harus konsolidasi untuk masuk ke sektor-sektor unggulan, karena masih ada peluang. Saya yakin, perbankan pun mau membiayai bila sudah ada off taker,” tegasnya.
(ars/ant)