JAKARTA, FOKUSJabar.id: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Iwan Syahril meminta agar guru tidak memaksakan kurikulum pada pelaksanaan pendidikan saat Covid-19.
“Kurikulum tidak perlu dituntaskan, namun siswa harus mengalami kemajuan sesuai dengan perkembangannya,” kata Iwan.
Jika kurikulum tersebut dipaksakan maka akan berdampak buruk. Tidak hanya pada anak tetapi juga kualitas pendidikan tersebut.
“Saat ini memang masih ada kekhawatiran terkait tuntutan kurikulum pada pembelajaran jarak jauh yang bersifat daring. Masih ada beban mental yang dirasakan guru maupun siswa,” katanya.
Untuk itu, pihaknya meminta guru melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa pada tahun ajaran baru.
“Mungkin ada hal-hal yang tertinggal, karena beberapa bulan terakhir pembelajaran tidak berjalan seperti yang sebelumnya. Asesmen ini bisa untuk membantu guru dan sekolah untuk mengajar sesuai dengan tingkat pemahaman anak terhadap materi,” kata Iwan.
BACA JUGA: Menkeu: Biaya Penanganan Covid-19 Capai Rp695,2 Trilyun
Ia juga menambahkan perlu ada pembeda antara anak yang banyak tertinggal, sedikit tertinggal, atau tidak tertinggal.
Tugas guru adalah menjemput anak-anak yang masih tertinggal, karena setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
(Agung/ANT)