BANDUNG, FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan, masuknya Kota Bandung dalam zona kuning karena Indeks penularan masih fluktuatif. Pada awal pandemi di Kota Bandung merebak, angka penularan di angka 4.
“Kita sempat menyentuh angka di angka 0,56. Tapi per tanggal 11 Juni 2020 di angka 1,09,” kata Oded di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020).
Dari sisi pengetesan, Oded mengatakan bahwa Kota Bandung sudah melaksanakan 11.332 rapid test dan telah ditindaklanjuti 6.270 PCR dengan target yang akan dilakukan setidaknya 15 ribu hingga 18 ribu pengetesan di Kota Bandung.
BACA JUGA : Cegah Penularan Covid-19, Damkar Jaktim Semprot 31 Pasar Tradisional
“Alhamdulillah, karena kita sudah punya fasilitas BSL-2, kini sudah tidak tergantung pada fasilitas pemerintah pusat maupun provinsi, sehingga tidak ada lagi delay report,” kata dia.
Saat ini, jumlah kasus positif kumulatif di Kota Bandung berada di angka 358 kasus, sedangkan untuk kasus aktif ada di angka 167 kasus. Artinya ada 167 orang yang masih mendapatkan perawatan karena Covid-19.
Selama PSBB Pemkota Bandung mendeteksi 56 kasus baru. Angka tersebut keluar setelah pengetesan secara masif agresif oleh gugus tugas. Dari jumlah tersebut, 18 orang tidak bergejala, 27 orang merupakan tenaga medis.
“Lima orang berasal dari skrining mamsif pedagang pasar, dan ada enam orang berasal dari PDP dalam perawatan rumah sakit,” kata dia.
Dalam penanganan kasus Covid-19 di Kota Bandung, kapasitas rumah sakit masih sangat memadai. Menurut dia, ada 27 rumah sakit yang siap dengan 467 tempat tidur isolasi. Saat ini baru terisi 143 tempat tidur atau sekitar 30,62 persen yang terisi, jadi secara kesiapan fasilitas kesehatan, In Sya Allah sudah siap.
“Tapi tentu kita berdoa semoga fasilitas ini tidak perlu terpakai, artinya tidak ada lagi penambahan kasus positif dan yang sakit karena Covid-19,” kata Oded.
Oded memberikan perlindungan maksimal kepada para tenaga kesehatan, di antaranya memberikan kelengkapan alat perlindungan, pengetesan berkala, serta menyediakan sarana fasilitas rumah singgah di P4TK IPA yang baru terisi 46,59 persen dan di P4TK PLB yang sudah terisi 79,24 persen.
(Yusuf Mugni/LIN)