CIAMIS, FOKUSJabar.id : Direktur PT Sinar Aladdin Putra Ciamis Adhi Vieri mengatakan sejumlah trayek Bus Aladdin sudah mulai beroprasi, namun tidak secara menyeluruh.
Sejumlah bus sudah beroprasi seperti untuk trayek Semarang beroprasi dua bus, Yogya dua, Purwokerto enam.
Namun operasional tetap menemui kendala di perlintasan terminal besar, untuk terminal perlitasan Tasik, Ciamis dan selanjutnya tidak ada masalah. Namun ada masalah sedikit di kebijakan Kementrian Perhubungan terkait larangan mudik sampai tanggal (7/6/2020) seharusnya habis hari kemaren kemarin.
BACA JUGA : Pendemi Covid-19, 1.300 Awak Bus di Ciamis Dirumahkan
” Karena terminal di Kota Bandung mengacu pada Perwalkot jadi masih ditutup yaitu Cicaheum sama Banjar, jadi kita beroprasi tidak lewat terminal lewar tol Cileunyi, cuman lintas aja lewar terminal Cicaheum, ” kata Adhi, Senin (8/6/2020).
Adhi mengaku sempat beradu argumen dengan kepala terminal, sebenarnya mengacu aturan PSBB atau peraturan Kementrian Perhubungan, kalau perhubungan harusnya sudah dibuka hari ini.
” Menurut mereka pihaknya mengacu pada Kementrian Perhubungan tapi dioprasionalkan oleh Pemerintahan Kota, mengacu pada keputusan Wali Kota, setelah PSBB tanggal 12 Mei, tanggal 13 mei suda bisa di buka, dan sekarang masih PSBB,” ungkap Adhi.
Adhi menuturkan penerapan PSBB kan proporsional, bukan total, kenyataanya untuk chek poin Kota Bandung sudah jalan, dibuka untuk luar kota seperti Nagrek, Limbangan, Gentong, Rajapolah, Perbatasan Ciamis di Kecamatan Cisaga sampai Wangon sudah tidak ada chek poin.
Adhi berharap, operasional bisa kembali normal tapi memenuhin porotokol kesehaan, penumpang 50 persen dari kapasitas isi bus, sesuai psical distancing tetap berjalan.
” Intinya perusahaan menjalankan oprasional bus dalam keadaan merugi, sampai seminggu lalu pihak Dinas Tenaga Kerha Disnaker Ciamis nelepon menanyakan sudah dapat bantuan apa belum, ” ungkapnya.
Adhi mengaku, perusahaan tidak terlalu memikirkan bantuan, karena tidak ingin memberi janji manis keoada karyawan. Dapat bantuan ataupun tidak pada akhirnya perusahaan yang dikejar.
Lebihvlanjut Adhi mendambahkan terkait tarif belum ada standar tarif yang pasti. Jika mengacu psical distancing sekarang berjalan normal tarif naiknya 50 persen minimal.
” Kita dalam posisi kebingungan untuk menentukan tarif, udah kapasitas setengah mau naiknya berapa, sedangkan kebutuhan oprasional perusahaan harus terpenuhi. Selain itu belum ada kejelasan untuk jumlah pengorasian armada yang diturunkan disetiap trayek,” kata Adhi.
(Riza M Irfansyah/DH)