BEIJING, FOKUSJabar.id: Pemerintah China alokasikan dana sebesar 20 juta dolar AS atau sekitar Rp281 milyar. Dana tersebut disiapkan untuk Aliansi Vaksin dan Imunisasi Global (GAVI) selama periode 2021-2025.
Langkah diambil untuk meningkatkan kerja sama secara global dalam mengembangkan vaksin Covid-19. “Ini sejalan dengan komitmen untuk menyediakan kebutuhan masyarakat global,” ujar Perdana Menteri China, Li Keqiang saat menyampaikan pidato secara virtual pada KTT Vaksin Global 2020, Kamis (4/6/2020) waktu setempat.
Para pengamat menilai, kehadiran pejabat senior itu menunjukkan jika China sangat mementingkan kerja sama dengan dunia di tengah pandemi. Selain itu, negara Tirai Bambu pun telah berkomitmen melindungi kehidupan umat manusia.
KTT tahun ini, yang diketuai Inggris, telah berhasil menghimpun dana sekurang-kurangnya 7,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp104 tliyun untuk mendanai GAVI. Dana tersebut antara lain berasal dari Bill and Melinda Gates Foundation, WHO, dan Unicef.
BACA JUGA: Lockdown Buenos Aires Diperpanjang Hingga 28 Juni
Pada 2015, China mengubah perannya dari penerima manfaat menjadi kontributor. Awalnya, sumbangannya hanya 5 juta dolar AS atau sekitar Rp70 milyar.
GAVI telah bekerja membantu imunisasi masyarakat dari negara berpenghasilan rendah sejak 2000. Aliansi tersebut mendedikasikan diri dalam meningkatkan kerja sama global pengembangan vaksin Covid-19 dan mencari cara agar distribusinya lebih adil.
Terdapat 10 vaksin yang sedang diuji klinis dan 123 kandidat vaksin sedang menjalani evaluasi praklinis sebagaimana disebutkan dalam laporan terbaru WHO, Kamis (4/6/2020).
Di antara 10 vaksin tersebut, lima di antaranya dikembangkan China dan kini memasuki uji klinis tahap kedua.
Satu vaksin di registrasi oleh pengembang dari China, Jerman, dan Amerika Serikat dan saat ini memasuki tahap pertama uji klinis.
Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini sedang berusaha mencari terobosan vaksin Covid-19, pola terapi, dan reagen alat tes. Sejauh ini, nilai investasi dari pemerintah dan perusahaan swasta di China telah mencapai 4 milyar Yuan atau setara dengan Rp7,8 trilyun dan diperkirakan totalnya mencapai 10 milyar Yuan atau sekitar Rp19,7 trilyun.
Li menambahkan, negaranya akan melakukan upaya terbaiknya untuk membantu beberapa negara terdampak Covid-19 khususnya negara berkembang. Guna memulihkan sosial dan ekonomi masyarakat akibat Covid-19 yang masih berlangsung, vaksin menjadi perisai utama menangkal virus, katanya.
Para pakar di China memperkirakan vaksin sudah bisa beredar luas sekitar Maret 2021.
(ars/ant)