BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kendati 15 daerah di Jawa Barat akan diberlakukan adaptasi kebiasaan baru atau new normal mulai Senin (1/6/2020) besok, namun Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum mau mengambil keputusan apapun terkait pembukaan aktifitas sekolah.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pihaknya tidak akan terburu-buru mengambil keputusan itu. Pasalnya, penyebaran pandemi Covid-19 masih berpotensi besar.
“Khusus untuk sekolah belum boleh buka sama sekali walaupun sudah ada zona biru, karena kami akan meniliti lebih mendalam,” katanya di Bandung, Minggu (31/5/2020).
Gubernur yang akrab disapa Emil ini menuturkan alasan belum bisanya dibuka kembali aktivitas belajar mengajar di sekolah. Kata dia, jumlah siswa yang mencapai jutaan jiwa, dan ribuan sekolah menjadi pertimbangan pihaknya untuk tidak segera memutuskan keputusan tersebut.
Menurutnya, mengutamakan keselamatan para siswa selama pandemi Covid-19 merupakan hal yang lebih penting.
BACA JUGA: Jawa Barat Bakal Lakukan Pengawasan Ketat Saat Pelaksanaan AKB
“Ini anak-anak harus paling utama kita pikirkan keselamatannya. Jadi dari pentahapan AKB ini sekolah mungkin yang terakhir dibuka,” katanya.
Dia memastikan jika seluruh index kewaspadaan Covid-19 menyatakan situasi sudah aman dan tidak ada lagi ancaman penyebaran maka pihaknya akan membahas untuk kembali membuka aktifitas sekolah. Selama belum ada keputusan, pihaknya menetapkan aktifitas belajar dilakukan secara online di rumah.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika, mengatakan pihaknya juga masih tergantung pada Kementerian Pendidikan Nasional yang saat ini masih menunggu keputusan Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19.
“Pak Menteri Nadiem ancar – ancar semester awal harus mulai di bulan Juli, tapi pertama kali masuk sekolahnya di tanggal berapa harus nunggu informasi Satgas Covid Pusat,” ujar Dewi.
Meski begitu, Disdik Jabar tetap akan jalan dengan adaptasi protokol kesehatan di sekolah terutama SMA/SMK/ SLB kabupaten/kota yang menjadi urusan Pemda Provinsi Jabar. Protokol kesehatan ini akan menjadi pedoman bagi guru, siswa, dan orang tua agar tidak tertular virus corona.
(Asep/AS)