BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tenaga Kesehatan di Jawa Barat menjadi garda terdepan penangan Covid-19 hingga kini belum menerima insentif dari pemerintah, padalah mereka berjibaku melawan pandemi dari beberapa bulan yang lalu.
Instif yang belum di terima oleh tenaga kesehatan yang bertugas menangani Covid-19 lantaran belum ada standar dan mekanisme penyaluran Insentif.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Ahmad mengatakan, dari berbagai pintu bantuan yang diperuntukan untuk tenaga medis hanya satu sumber yang bisa di terima oleh tenaga kesehatan ini.
“Mengenai insentif untuk tenaga medis, jadi di Jabar belum diberikan karena insentif ini nasional juga ada dan kabupaten juga ada, walaupun seorang tenaga kesehatan hanya boleh menerima satu jenis insentif itu aturannya diambil yang lebih besar,” kata Daud saat konferensi Pers di Gedung Sate, kota Bandung, Selasa (26/5/2020).
BACA JUGA: Dinkes Prioritaskan Tenaga Kesehatan dan ODP Ikut Tes Covid-19
Daud menjelaskan, ada beberapa kabupaten dan aturan nasional juga yang belum membuat standar biaya untuk insentif. kata Daud, jika misalnya dari nasional x rupiah, dari provinsi x (rupiah) tambah sekian, dari kabupaten x min, itu tentunya orang yang ada di Jabar tentunya berhak menerima yang x plus.
Diketahui Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menganggarkan Rp 17,5 miliar untuk insetif bagi para tenaga medis yang menangani pasien positif covid-19. Teknis dan besaran uang insentif tersebut diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes).
Setiap tenaga medis yang bertugas akan mendapatkan nominal insentif bervariatif. Untuk tenaga dokter yang utama paling tinggi bisa mendapatkan Rp 630 ribu per hari. Sedangkan untuk perawat dan tenaga kesehatan lain bisa mendapat insentif di kisaran Rp 300-400 ribu per hari.
Sementara untuk petugas lain ada Rp75 ribu per hari non-PNS. Tapi perawat ada di Rp300 ribu-Rp 400 ribu per harinya.
(AS)
