JAKARTA, FOKUSJabar.id: Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini berpeluang menguat seiring dengan pelonggaran lockdown di sejumlah negara.
Pada pukul 09.41 WIB, rupiah masih melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.870 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.860 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (18/5/2020), mengatakan, sentimen positif terlihat kembali masuk ke pasar keuangan pagi ini.
“Pasar menyikapi positif lockdown yang dibuka di beberapa negara seperti di kawasan Eropa, sebagian AS, China, Korsel, Hong Kong, Vietnam, dan lain-lain, seiring dengan berkurangnya jumlah kematian dan jumlah kasus positif di negara pandemi tersebut,” katanya.
BACA JUGA: Rupiah Melemah Seiring Kekhawatiran Gelombang Kedua COVID-19
Sentimen positif itu, lanjut Ariston, bisa membantu penguatan hari ini ke kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.
Penguatan terhadap dolar AS juga terbantu oleh stimulus besar yang dikeluarkan oleh Bank Sentral AS The Fed untuk memperbesar likuiditas dolar di pasar. The Fed kurang lebih sudah mengeluarkan 2 triliun dolar AS untuk pembelian obligasi.
Namun demikian, Ariston menilai pasar masih mewaspadai potensi gelombang kedua pandemi pasca pelonggaran lockdown dan memburuknya data-data ekonomi karena wabah yang bisa menekan kembali sentimen positif.
Ariston memperkirakan hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp15.000 per dolar AS.
Pada Jumat (15/5/2020) lalu, rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.860 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.885 per dolar A.
(AS/ANT)